Juz ke-25 dimulai dari surat Al Fussilat ayat ke-47.
QS:Az-Zuhruf ayat:2-8,
Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan.
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?
Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat
yang terdahulu.
Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka
selalu memperolok-olokkannya.
Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu.
Wahyu yang diturunkan Alloh melalui malaikat Jibril langsung kedalam hati rosul tanpa kata, tanpa suara dan tanpa bahasa, namun karena rosul dalam keseharian berbahasa arab, maka ketika menyampaikannya kepada para sahabat dilakukan dalam bahasa Arab, dan hal itu bukanlah sebuah kebetulan, karena sudah merupakan ketetapan Alloh.
Karena disampaikan seluruh berita dalam Al-Quran dalam bahasa Arab yg dimengerti olah para sahabat, maka Al-Quran menjadi kitab yg jelas, kitab yang dimengerti, yang akhirnya akan memberikan hikmah dalam kehidupan manusia, bagi mereka yang mengikutinya, karena mengerti isinya, bahasanya, dan maksudnya dari setiap perkataan Alloh.
Walaupun banyak kaum yang melampaui batas, kaum yg tidak mau membaca, tidak mau berusaha mengerti isi dalam Al-Quran, bahkan tidak mau mempercayai segala perintah dan petunjuk yg ada didalamnya, Alloh tetap menurunkan wahyu secara dicicil selama 23 tahun, sehingga mudah dicerna oleh manusia yg mendengarnya.
Banyak contoh kaum sebelumnya yang mencemooh dan mengolok-olok para nabi yang datang kepada mereka, kemudian Alloh memilih kaum yg paling kuat dan paling diperhitungkan manusia untuk dibinasakan, sebagai pelajaran dan sebagai peringatan bagi kaum kemudian.
Dalam konteks umat yang dalam kesehariannya tidak berbahasa Arab, tentunya selain membaca lantunan ayat Al-Quran dalam bahasa Arab dengan baik tajwid dan harokatnya, sehingga enak didengar dan fasih selama dibaca dalam solat, maka seharusnya juga berusaha mengerti isi perintah Alloh dalam Al-Quran dari artinya dalam bahasa masing-masing setiap kaum, atau dari tafsirnya, atau dari sarinya yg dibuat berbagai Imam, atau hasil dari kajiannya yang disampaikan oleh para ustadz, bahkan dari usaha sendiri untuk menggali sendiri dari Al-Quran secara langsung dalam bahasa yg dimengerti.
Baca Juga :
- Pengikut Kitab Taurat Enggan mengikuti Al-Quran
- Jangan Putus Asa Dalam Mengajarkan Al-Quran
- Ahli Kitab Membenarkan Al-Quran
Anjuran untuk berusaha mengerti isi Al-Quran, tersebar dalam berbagai ayat dan surat dalam Al-Quran dengan kata yg seperti bagi mereka yg mau mengerti, mendengar, membaca, mendapat petunjuk, dll. Semua itu hanya bisa diperoleh bila dengan bahasa yg kita mengerti. Namun umat Islam, khususnya di Indonesia, kesadaran untuk mencoba mengerti isi Al-Quran dengan seharusnya tersebut masih sangat kurang, masih terbatas dan percaya dengan membaca sebanyak-banyaknya kata dan huruf dalam Al-Quran yg berbahasa Arab, akan mendapat pahala yg tidak terkira, sementara untuk mencoba mengerti isinya masih sangatlah jarang, sehingga akan sulit atau lambat sekali untuk benar-benar mengerti apa perintah Alloh yg sesungguhnya.
Masih lebih banyak yg taqlid, yaitu apa pemahaman ustadz atau kiyai atau Imam itulah sebuah kebenaran, sehingga terjadilah banyak pengkotakan pemahaman dan madhab yg berkembangan.
Semoga semakin hari, semakin banyak umat Islam yg terus mau menggali isi Al-Quran yang tidak pernah lekang dengan waktu, dan selalu sesuai dengan perkembangan jaman, teknologi, ilmu pengetahuan yg makin moderen sekalipun. . . Aamiin.
Oleh : Rudi Rubiandini | 28 Rudi Rubiandini