3 langkah
untuk menghindari diri menjadi korban kejahatan siber. Berikut rinciannya:
Memberikan
pengetahuan ancaman intelijen terbaru kepada tim Teknologi Informasi (TI) baik
di pemerintah dan perusahaan. Hal ini agar mereka mendapatkan informasi terkini
mengenai alat, teknik, dan strategi yang digunakan oleh para pelaku kejahatan
siber
Untuk
deteksi level endpoint, investigasi dan remediasi insiden tepat waktu. Salah
satu solusi yang bisa diterapkan adalah Detection and Response.
Selain
pentingnya mengadopsi perlindungan titik akhir, terapkan solusi keamanan
tingkat korporat yang mendeteksi ancaman lanjutan pada tingkat jaringan tahap
awal.
Mata-Mata
Siber Ancam Keamanan Asia Tenggara, Termasuk Indonesia
Perusahaan-perusahan
keamanan, mengungkapkan terjadinya peningkatan aktivitas kelompok-kelompok
Advanced Persistent Threats (APT) di Asia Tenggara pada tahun lalu. Mereka
melancarkan kegiatan cyberspionage (mata-mata siber) canggih.
APT
merupakan serangan kompleks dengan terdiri dari banyak komponen berbeda,
termasuk alat penetrasi seperti penyebaran phishing, dan eksploit.
Mekanisme
Penyebaran Jaringan
Mekanisme
penyebaran jaringan, spyware, alat untuk penyembunyian (root/boot kit) dan
lainnya di APT seringkali menjadi teknik canggih dan dirancang untuk tujuan
sama, yaitu akses yang tidak terdeteksi ke informasi sensitif.
APT itu
serangan siber, tapi lebih canggih. Ketika sudah menyerang PC atau end user,
serangan itu tidak bisa dideteksi dengan anti-malware tradisional
Sumber:
Liputan6.com
Bagikan Artikel Bermanfaat ini kepada Saudara dan Teman Kamu
Karena
"BERBAGI ITU INDAH"