Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah
kesempatan kepada orang lain untuk berbicara dan Menghindari sikap mengejek,
memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara. Allah Swt berfirman
yang artinya, “Wahai orang -oeang yang
beriman,janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-oloki)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok), dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-ranita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-ngolok)” (Al-Hujurat:11)
Penjelasan :
Dalam pergaulan sehari-hari, banyak hal-hal yang menuntut
kita untuk terlibat dalam sebuah pembicaraan.Misalnya dalam pergaulan bersama
teman-teman di kantor seperti meeting atau interaksi dalam mengerjakan
pekerjaan, di pergaulan sosial seperti dalam sebuah acara makan siang atau
malam, di kampus misalnya dalam sebuah diskusi kelompok, di sebuah perkumpulan
seperti merencanakan sebuah acara kegiatan sosial.
Dalam aneka kegiatan seperti di atas, sudah pasti
masing-masing personal akan terlibat dalam sebuah percakapan. Dalam hal ini
jika kita berada dalam kondisi tersebut, yang perlu diingat adalah bagaimana
kita berinteraksi dan terlibat dalam percakapan-percakapan yang timbul.Fatal
akibatnya jika kita asyik dengan pikiran sendiri tanpa menghiraukan orang lain
sehingga tidak sadar memonopoli pembicaraan
Jika sudah begini, siap-siap saja orang di sekitar kita akan
merasa jengkel dan kita akan dianggap sebagai orang yang menyebalkan.
Sudah pasti karena orang lain tidak diberi kesempatan untuk
berbicara, menuangkan ide dan saran, karena mereka mau tidak mau harus
mendengarkan kita bicara.Kalau mendengar sejenak tidak mengapa, tetapi kalau
sudah dalam waktu cukup lama dan orang yang lain hanya terpaksa diam mendengar,
disitulah akan timbul rasa tidak nyaman bagi yang lain.
Demikian juga halnya jika ada dua orang yang sedang
bercakap-cakap. Yang satu asyik bercerita tanpa henti dan lawan bicaranya hanya
diam mendengar. Lama-lama salah satu akan berusaha mengakhiri pembicaraan.
Alangkah baiknya jika kita memberi kesempatan kepada orang
lain atau lawan bicara untuk mengungkapkan pendapatnya dan waktu yang
cukup.Jika kita mendapat kesempatan bicara, jangan terlalu bertele-tele
menceritakan hal-hal pribadi dan tanpa disadari bisa menyimpang dari topik yang
sedang di bicarakan.
Berikut adalah beberapa etika dalam berbicara yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari :
Berkata yang baik atau diam mendengar
Disini kita diminta untuk berhati-hati dan memikirkan
terlebih dahulu sebelum berbicara. Renungkan sejenak apakah kata-kata yang akan
dikeluarkan itu baik, maka bicaralah. Sebaliknya bila kata-kata yang ingin
diucapkannya kurang baik atau jelek dan akan berdampak tidak nyaman bagi ygang
mendengarkan, maka lebih baik kita menahan diri dan diam.
Sedikit bicara lebih baik
Bicara berlebihan tidak akan memberi kesan baik bagi yang
mendengar. Justru malah sebaliknya , orang yang mendengar akan muak dan ingin
segera mengakhiri pembicaraan
Kendalikan diri
Tanpa disadari, orang yang senang berbicara
lama-lama akan sulit mengendalikan diri. Kata-kata yang keluar meluncur seperti
air mengalir, tdak tau lagi mana kata-kata yang baik dan mana yang tidak baik.
Jangan membuang waktu dengan berdebat
Meskipun yang diperdebatkan adalah hal yang benar, jangan
hanyut dalam perdebatan tersebut sehingga membuang waktu.
Bicara dengan artikulasi yang jelas tidak tergesa-gesa,
dibarengi dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula
terlalu rendah.
Hindari memotong pembicaraan
Jangan memberi kesan sok tau dengan memotong pembicaraan
seseorang, memperlihatkan bahwa kamu mengetahui semua tentang apa yang sedang
dibicarakan sehingga terkesan mengganggap rendah pendapat orang lain. Belum
tentu orang yang diam mendengar itu kagum dan sepakat dengan apa yang kita
ungkapkan dengan panjang lebar.
Semoga Bermanfaat,
Jangan lupa Berbagi ke Teman Kamu. karena,
"BERBAGI ITU INDAH"