Hendaklah seseorang berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapanya jelas, dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
Penjelasan:
“Sesungguhnya Allah ta’ala telah berbicara dengan Al-Qur’an Al-Majiid dan dengan seluruh huruf-hurufnya. Allah ta’ala berfirman : ‘Alif Laam Miim’. Alif Laam Miim Shaad. Qaaf, dan demi Al-Qur’an yang sangat mulia’.
Dan begitu yang terdapat dalam hadits : ‘Allah memanggil pada hari kiamat dengan suara yang dapat didengar dari jauh seperti halnya didengar dari dekat’. Juga dalam hadits :
"Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf; akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf’” [Risaalah fii Itsbaat Al-Istiwaa’ wal-Fauqiyyah oleh Al-Juwainiy)
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Seperti halnya dalam nasehat menasehati pada seseorang dengan mengatur nada bicara dan menghjhidari pokok pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
Aisyah Radhiallaahu 'anha telah menuturkan:
"Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya".(Mutta-faq'alaih).
Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
"Bahwasanya perkataan rasuluLLAH Sholalllohu 'Alaihi Wasalam itu selalu jelas sehingga bias difahami oleh semua yang mendengar." (HR Abu Daud)