Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha
Menatap, menggolongkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih-Nya, Muhammad
Rosululloh Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup
membawa rezekinya sendiri. Alloh-lah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan
Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut [29]: 60)
Saudaraku, ada manusia yang setiap hari mencurahkan segenap tenaga,
pikiran, dan hatinya untuk berikhtiar mencari rezeki. Namun, ada juga manusia
yang begitu yakin dengan jaminan dari Alloh akan rezekinya. Sementara itu,
orang yang paling beruntung adalah orang yang berikhtiar secara lahir, lalu
disempurnakan dengan tawakal kepada Alloh Swt. Dan, inilah kemudian yang
membuat dirinya menuai jaminan dari Alloh baik di dunia maupun akhirat..
Semestinya kita berbahagia ketika berikhtiar. Karena ada juga orang yang
sibuk ikhtiar tapi tidak bahagia. Penyebabnya karena orang ini bergantung hanya
pada ikhtiarnya sendiri. Ia begitu yakin bahwa hanya dengan ikhtiarnyalah
keberuntungan bisa ia raih. Padahal, ikhtiar itu bukan untuk kita gantungi.
Ikhtiar itu adalah amal sholeh kita. Kita diperintah untuk ikhtiar adalah agar
kita mempunyai amal.
Seluruh makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Alloh. Yang tidak dijamin
adalah ganjaran. Ganjaran atau pahala harus kita cari, sedangkan rezeki sudah
menjadi jaminan-Nya. Oleh karena itu Imam Ibnu Aththoillah mengatakan, “Jangan
risaukan apa yang sudah dijanjikan Alloh kepada kita, tapi risaukanlah kalau
kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang dibebankan terhadap kita.”
Maka, kalau kita masih merasa resah dan gelisah dalam hidup ini,
jangan-jangan itu ciri kita masih bergantung kepada ikhtiar. Padahal jikalau
kita ingin bahagia dalam mencari nafkah atau rezeki, sempurnakanlah ikhtiar
sambil bergantung hanya kepada Alloh (tawakal).
Allah Maha Tahu segala kebutuhan kita. Maka, berbahagialah orang yang
tidak pernah bergantung pada amal ikhtiarnya. Tubuh bersimbah peluh berkuah
keringat, tapi hati seratus persen hanya bergantung kepada Alloh Swt. Maasyaa
Alloh.
Sungguh luar biasa penting bagi kita untuk menjaga diri dari apapun yang
membuat kita tidak melaksanakan kewajiban kita. Kita diperintahkan untuk sholat
dan shalat itu harus menutupi aurat. Maka, Allah pasti mencukupkan rezeki kita
sehingga kita bisa menutup aurat, sebab yang menyuruh menutup aurat adalah
Alloh. Alloh memerintahkan kita untuk bersedekah, lalu bagaimana mungkin kita
bisa sedekah kalau kita tidak dicukupkan rezeki oleh Alloh, sementara yang
Allah Maha Pemberi rezeki.
Dalam hal ini, kewajiban kita yang pertama adalah berhusnudzan (berbaik
sangka) bahwa Alloh adalah Maha Penjamin rezeki. Karena Alloh berfirman dalam
sebuah hadits qudsi, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku pada-Ku.”
Yang kedua, ikhtiar di jalan yang Alloh ridhai. Kalau Alloh menyuruh kita
jujur, maka jujur saja, mengapa enggan?! Mungkin kita pernah mendengar ungkapan
ini, “Cari rezeki tidak jujur saja susah, apalagi kalau jujur.” Sungguh, tak
mungkin Alloh yang menyuruh kita jujur, kemudian Alloh tidak peduli pada
kejujuran kita.
Demikianlah kurang lebih hakikat ikhtiar dan rezeki kita. Yang utama
tunaikan kewajiban kita lebih dahulu maka rezeki insyaa Alloh akan terpenuhi.
Kewajiban tersebut adalah bergantung hanya kepada Alloh semata, ikhtiar
semaksimal mungkin menjemput rezeki-Nya, dan patuhi setiap perintah-Nya. Karena
perintah dan larangan Alloh pastilah kebaikan untuk kita. Wallahu a’lam
bishowab.
Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar
Karena
"BERBAGI ITU
INDAH"