Juz-6 dimulai dari surat An-Nisa ayat 148 sampai surat Al-Maidah ayat 82.
QS:Al-Maa'idah ayat:7-11,
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka
itu adalah penghuni neraka.
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh mendapat ampunan dan pahala yg besar berupa Surga.
Sudah disiapkan Surga bagi mereka yaitu sebaik-baik tempat kembali yg tidak ada padanan dan bandingannya di dunia, yg dikiyaskan kehidupan yang diridoi yg menyenangkan, banyak jenis buah-buah dengan mudah dipetiknya, berbagai makanan dan minuman yg lezat, tempat yg nyaman, dipan yg terbuat dari emas, pelayan yg muda sebaya, dll.
Baca juga :
- Persoalan Hidup dan Kiat Menghadapinya
- Berwudhu sebelum tidur
- #Bertaqwa dan #Bertafakur, Jangan Fasik.
Sedangkan yg kafir dan mendustakan ayat-ayat Alloh akan masuk
Neraka.
Neraka yaitu seburuk-buruk tempat kembali yg tidak ada bandingan kengeriannya di dunia, yg dikiyaskan seperti dalam tempat penyiksaan dengan tangan dibelenggu sampai ke leher, dimasukan kedalam api neraka yg menyala-nyala, dipotong lidahnya, ditusuk dengan besi panas melalui ubun-ubunya, diberi makan buah Jaqun, tidak diberi minum hanya darah dan nanah, tidak ada yg menemani dan tidak ada yg menolong, dan berbagai kiyas yg mengerikan, yg sebenarnya akan lebih dari itu.
Manusia selalu diingatkan oleh Alloh tentang karunia yg terus menerus dilimpahkan tidak henti-hentinya, dan mengajak untuk bertakwa sebagai aplikasi dari janji bai'ah yaitu kami mendengar dan kami mentaati saat awal pertama diciptakan.
Juga sebagai contoh, diingatkan pula ketika orang yg beriman diberi karunia berupa perlindungan dari suatu kaum yg akan menyerang dengan tangannya. Maksudnya hakekatnya Alloh yg memberi perlindungan kepada orang-orang yg beriman dari aniyaya dan keculasan musuh-musuh Alloh.
Yang terpenting, Alloh mengingatkan orang-orang yg beriman agar tetap berlaku adil dalam segala kegiatan, terutama bagi mereka yg bertugas menjadi penegak keadilan.
Termasuk kepada kaum yg dibenci sekalipun tetap harus berlaku adil, yg sangat mungkin rasa marah dan emosi pada kaum yg dibenci tsb bisa berpengaruh keputusan untuk bebuat adil.
Berbuat adil adalah bagian terpenting dari orang-orang yg bertakwa. Padahal Alloh akan melihat kualitas seseorang dari tingkatan ketakwaannya.
Jadi godaan terbesar tetapi tidak terasa yg selalu ada dalam qolbu setiap yg beriman untuk bertakwa adalah ukuran keadilan dalam berbagai keputusan dalam kehidupan manusia.
Jaman moderen kini, adil bukan hanya pada orang lain, tetapi memberikan perhatian pada keluarga dan orang terdekat pun menjadi ujian yg berat, apalagi pada saat kini dimana alat komunikasi bisa menjauhkan perhatian secara personal. Begitu juga adil kepada diri sendiri, pada saat harus memberikan porsi yg adil untuk seluruh aspek kehidupan, mulai dari jam kerja, beribadah ritual, besosialisasi melalui HP, membantu orang lain, orang miskin dan yatim, bersilaturahmi dan saling menyapa sahabat dan keluarga, dll yg tidak mudah saat ini semuanya dilakukan dengan adil.
Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |08 November 2020.