Juz-5 dimulai dari surat An-Nisa
ayat ke-24 sampai ke-147.
QS: An-Nisaa ayat:107-112,
Dan janganlah kamu berdebat
(untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,
mereka bersembunyi dari manusia,
tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka,
ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak
ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka
kerjakan.
Beginilah kamu, kamu sekalian
adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia
ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari
kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?
Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya
ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Barangsiapa yang mengerjakan
dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan barangsiapa yang mengerjakan
kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah,
maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
Khianat artinya curang, culas,
tidak jujur, tidak lurus hati, kurang lebih sama artinya dengan nifak (orangnya
disebut Munafik).
Tanda munafik itu ada tiga:
apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila
dipercaya, dia khianat.
Khianat sebagai salah satu tanda
munafik tsb, namun nifak mengandung arti lebih luas dari pada khianat.
Nifak mengandung arti curang terhadap ajaran Allah dan Rasul. Khianat
mengandung arti curang terhadap janji yang dibuatnya dan culas terhadap
kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya.
Khianat dapat terjadi terhadap
diri sendiri, terhadap Allah dan Rasul, dan terhadap orang lain.
Khianat terhadap diri sendiri,
misalnya, mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah tanpa alasan syar'i yg
kuat. Misalnya, mengharamkan makanan atau minuman yang secara faktual telah
dinyatakan kehalalannya dalam Al Quran atau Hadits.
Dalam riwayat orang-orang badui tidak menganut agama secara terang-terangan. Mereka justru menampakan keislaman mereka dan berusaha untuk menyembunyikan kemusyrikan dan kekafiran mereka.
Baca Juga :
Alloh memperingatkan untuk tidak
membela orang yg berkhianat, karena mereka dapat bersembunyi dari manusia, tapi
tidak dapat bersembunyi dari Alloh. Walaupun mereka melakukan rencana sambil
bersembunyi di malam hari, Alloh pasti mengetahuinya.
Setiap dosa yg diperbuat manusia
adalah untuk menganiyaya dirinya sendiri, atau berkhianat kepada dirinya
sendiri. Namun Alloh akan mengampuni mereka yg berbuat dosa kemudian memohon
ampun kepada Alloh dalam berdoa, karena Alloh maha pengampun dan penyanyang.
Namun, bila berbuat dosa atau
kesalahan, tetapi dituduhkan kepada orang lain yg tidak bersalah, maka akan
menanggung dosa kebohongan tsb dihadapan Alloh, sebagai sebuah
pengkhiatanan yg keji.
Rasa malu dan menjaga nama baik
demi terlihat alim dimata manusia, sering manusia yg berdosa bukan meminta maaf
dan memohon ampun, tetapi justru berkhianat menimpakan kesalahan pada orang
lain, yg di jaman moderen apalagi di persidangan di depan pengadilan manusia yg
tidak menurut Syar'i sering malah sudah menjadi kebiasaan mencari kambing hitam
atas sebuah kejahatan dan dosa.
Semoga Alloh mengampuni dan
memelihara batin kita untuk tidak berbuat khianat . . Aamiin.
Oleh : Rudi Rubiandini | 09
Agustus 2020