Juz-11 dari surat At-Taubah ayat:94 sampai Hud ayat:5.
QS:At-Taubah ayat:103 -
106,
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Diwajibkan kepada manusia yg beriman untuk membayar zakat, yaitu bagi mereka yg sudah memiliki harta tertentu melampaui batas nasab yg telah ditentukan.
Dengan zakat tsb hakekatnya akan membersihkan manusia dari kekikiran dan cinta yg berlebihan terhadap tahta, yg seolah-olah dimiliki hasil dari keringat dan usaha sendiri.
Baca Juga :
- Sifat Munafik ada pada setiap kaum, "Golongan dan Agama"
- Sifat Musyrikin Selalu Ingkar Janji
- Alloh "Merencanakan" Kebaikan
Dengan zakat akan
menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati manusia sehingga hatinya menjadi
suci, dan menjadikan harta mereka bermanfaat pada sesama rahmatan lil alaamiin.
Alloh akan menerima zakat manusia, walaupun secara syareat yg menerima harta yg dizakatkan adalah mustahiq, yaitu orang fakir, miskin, riqob, ghorim, mualaf, fisabilillah, ibnu sabil, dan amil zakat.
Tentunya seperti pepatah mengatakan "tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah", sehingga Alloh memerintahkan muslimin untuk menjadi muzaki (ahli zakat) daripada mustahiq (penerima zakat).
Maka diwajibkan untuk
bekerja, dan Alloh akan memberi pahala pada usaha dan pekerjaanya, sedangkan
hasil yg berupa rizki sudah Alloh tentukan besar kecilnya, sesuai dengan takdir
yg telah disiapkan pada setiap mahluknya, karena rizki adalah bagian dari hal
gaib yg hanya Alloh yg tahu.
Maka niatkan bekerja karena Alloh dan karena perintah Alloh untuk mencari nafkah untuk istri, anak dan keluarganya, sehingga menjadi ibadah, kemudian berdoa dalam rangka memohon ampun serta memohon karunia dari Alloh, maka manusia tsb akan selamat di dunia dengan karunia kebahagiaan yg diraih, yg tidak selalu berarti berlimpah harta, tetapi juga selamat di akhirat, karena selama berusaha dan bekerja sudah menerima pahala, dan pada saat menggunakan rizkinya dilakukan dengan baik, dan menghasilkan keberkahan kepada dirinya dan kepada orang lain, sehingga akan mendapat pahala pula di akhirat dari setiap rizki yg dinafkahkan dijalan Alloh.
Namun, bagi yg secara harfiah berkekurangan harta, juga harus disadari bahwa takdirnya tsb sebagai ujian kecil yg harus dilampaui krn sudah banyak karunia lain yg bisa dimiliki dan dinikmati sehingga pantas disyukuri, yang belum tentu mereka yg terlihat berlimpah harta mendapat karunia kesehatan, ketenangan, kebahagiaan, malah bisa jadi diliputi dengan stress, sakit fisik atau psikis, was-was, dan sulit meraih kebahagiaan yg hakiki.
Semoga kita termasuk yg senang bekerja karena Alloh, dan berdoa mengharap karuaniaNya . . . Aamiin.
Oleh : Rudi
Rubiandini |14 September 2020