Juz ke-1 yang dimulai dari surat Al-Fatihah yang berisi khusus masalah
Ketauhidan dilanjutkan dengan surat Al-Baqoroh.
Dalam surat Al-Baqoroh melanjutkan firman-firman tentang ketauhidan.
Kini dikaji Kun Fayakun
QS:Al-Baqoroh ayat:115-117,
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap
di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak".
Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan
Allah; semua tunduk kepada-Nya.
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
"Jadilah!" Lalu jadilah ia.
Bagi yang beriman, percaya bahwa Langit dan Bumi diciptakan Alloh Swt,
begitu pula yang ada diantara keduanya.
Bumi berbetuk bulat memiliki diameter 12.742 km, tidak berbentuk datar
atau persegi, memiliki keliling lingkaran sepanjang 40.075 km, atau
setara dengan 51 kali jarak Jakarta ke Surabaya yang 780 km, sehingga kita
merasa bumi itu besar sekali.
Karena besarnya terasa seperti datar kemudian ditambah variasi ada
gunung yang lebih tinggi serta lembah yang lebih rendah. Padahal puncak gunung
tertinggi sekitar 11.000 meter (11 km) hanyalah lengkungan kecil sekali
dibanding diameter bumi yang 12.742 km, sehingga pantaslah manusia merasakan
seperti datar.
BACA JUGA : Kauniyah dalam Al-Hadid
Karena terasa seperti datar maka ada arah yang disebut barat dan
timur, yang sebenarnya hanya menunjukan ke arah lebih barat atau lebih timur.
Pada kenyataanya kalau ke barat terus akhirnya akan ke timur juga, begitu juga
ke timur terus akhirnya akan ke barat juga karena bumi ini bulat.
Semua yang didalam bumi, dipermukaan dan diatasnya semuanya adalah
milik Alloh, maka dikatakan kemanapun menghadap disanalah wajah Alloh, artinya
kemana saja ada Alloh yang terekam dalam segala ciptaannya dimanapun.
Segala sesuatu bagi Alloh adalah mudah, bukan hanya penciptan bumi,
langit, dan yang diantara keduanya, termasuk menciptakan manusia serta proses
berkembang biaknya mansia adalah diatur Alloh sebagai Sunatulloh atau
memperlajarinya disebut Kauniyah atau ilmu pengetahuan.
Maka Alloh tidak perlu memiliki keturunan, karena ketika Alloh
menciptakan sesuatu, dengan segera akan terjadi yaitu Kun Fayakun, jadilah
(Kun), maka jadilah sesuatu itu, jadilah terus berulang (Fayakun). Karena terus
berulang, maka disebutlah Sunatulloh, dipelajarilah sehingga muncul Ilmu
Pengetahuan bagi manusia, kumpulan berbagai jenis ilmu pengetahuan (sunatulloh)
disebut Kauniyah.
Itulah makna Kun Fayakun, bukan hanya sekali terjadinya, tetapi
setelah diciptakan, terus terjadi secara otomatis mengikuti aturan yang juga
Alloh ciptakan dengan sangat sempurna dan teliti.
Semoga kita mendapat pelajaran dari kata Kun Fayakun , sehingga
menambah keimanan kita pada sang pencipta segalanya . . . Aamiin.
Oleh : Rudi Rubiandini | 07 April 2020
------oooOooo------
Bagikan Kepada Keluarga, Sahabat dan Temanmu
Karena
"BERBAGI ITU INDAH"