At-Tagaabun 14-17,
_Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang._
_Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar._
_Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung._
_Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun._
Setiap manusia akan diuji sesuai dengan batas kemampuannya, setiap keluarga akan disiapkan air matanya masing-masing, setiap kaum akan diuji sampai batas kekuatannya. Oleh karena itu, ujian selalu sudah disiapkan Alloh tidak jauh dari subjek yg akan diujinya, seperti tidak jauhnya rizki, kenikmatan, dan kebahagiaan.
Begitu pula Alloh memperingatkan di dalam satu rumah, yg pasti adalah anggota keluarga yg disayangi Alloh menyertakan ujian pada mereka bagi kita. Mulai dari istri sendiri bisa menjadi syareat ada ujian yg berat bagi kita, begitu pula anak yg disayangi akan mudah Alloh menitipkan ujian terhadap diri kita, begitu pula sebaliknya, kita bisa menjadi syareat ujian bagi mereka.
Lebih jauh lagi, akhirnya mereka bisa menjadi musuh di akhirat kelak, bahkan tidak jarang sejak di dunia sudah terasakan.
Namun Alloh tetap memerintahkan untuk tetap menyantuni, memelihara, menyayangi, dan melindungi mereka, karena sudah menjadi kewajiban, bahkan harus lebih besar lagi pemaafan kita pada mereka, bila mereka melakukan kesalahan, setidaknya urusan _hablumminanaas_ harus dimaafkan dan diampuni setiap saat, setiap kejadian.
Begitu pula harta yg kita kuasai atau miliki yg syareatnya hasil usaha dan kerja kita, bisa menjadi alat ujian dari Alloh yg sangat ampuh membawa kita ke jalan yg zalim. Padahal harta tersebut adalah hanya sebagian dari rizki yg Alloh siapkan untuk setiap mahluknya, bukan hanya karena usaha sendiri, tetapi hakekatnya lebih pada takdir yg Alloh siapkan untuk kita.
Maka pada saat mendapat harta yg banyak, namun tidak membawa diri kita pada kebaikan, malah makin jauh dari ketaqwaan, bisa berarti _istidraj_, yaitu diberi kenikmatan dunia yg berlimpah bukan karena disayang Alloh, padahal sedang ditambah ujian yg mendorong pada kezaliman, artinya harta yg tidak berkah . . Na'udzubillah.
Sehingga Alloh memerintahkan kejarlah Taqwa dengan semampu yg kita lakukan, baca dan dengarlah perintah Alloh dalam Al-Quran, taatilah segala petunjuk dan larangannya, serta infakanlah sebagian harta yg dimiliki, jangan sampai termasuk golongan yg kikir.
Sampai memberi kiyas, bila menggunakan harta untuk dipakai berinfak, bagaikan meminjamkan harta kita yg akan dibayar berlipat ganda di akhirat.
Syareatnya harta kita bekurang di dunia, tetapi menjadi tabungan berlipat ganda di akhirat kelak.
Semoga kita termasuk golongan yg disayang dan dijaga Alloh . . . Aamiin.
Wallohu Alam,
Rudi Rubiandini
05 April 2021
No comments:
Post a Comment