Juz ke-21 dimulai dengan surat Al-Ankabut
ayat:45, sampai surat al-Ahzab ayat: 30.
QS:Al-Ankabuut: 45-46,
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dan janganlah kamu berdebat denganAhli
Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim
di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab)
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan
Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
QS:Al-Ankabuut: 48-49,
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya
(Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan
tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar
ragulah orang yang mengingkari(mu).
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat
yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Alloh menyampaikan Wahyu melalui nabi
Muhammad yg kemudian dijadikan kitab Al-Quran dan memerintahkan untuk
melaksanakan Solat.
Solat adalah sebagai sarana manusia untuk
beraudiensi dengan Alloh, untuk mengingat Alloh, yg hasilnya akan mencegah
manusia dari perbuatan keji dan munkar.
Mengingat Alloh dalam keadaaan duduk,
berdiri, atau berbaring lebih utama dari ibadah-ibadah lainnya. Jadi dalam
segala kegiatan hidup usahakan selalu mengingat Alloh, artinya tidak selalu
harus saat solat, dan bukan hanya perlu ibadah solat saja yg diperbanyak, akan
tetapi esensi mengingat Alloh lah yg akan menghasilkan pencegahan dari
perbuatan keji dan munkar.
Sangat logis, bila mengingat Alloh saat
berdagang, bekerja, berpolitik, berorganisasi, bermain, mengajar, berolahraga,
bersenang-senang, semuanya akan dikerjakan dengan soleh dan takwa, tidak akan
melakukan perbuatan yg dilarang Alloh karena selalu mengingat Alloh.
Perintah Bacalah Al-Quran, terus
diulang-ulang, karena sampainya wahyu Alloh kepada manusia sehingga manusia
mendapat petunjuk dan rambu-rambu dalam hidup, bisa diperoleh bila membaca
mengerti, dan memahami isi Al-Quran dengan hati yg terbuka tanpa hijab.
Hasil kajian tentang isi Al-Quran dari
setiap manusia yg membacanya, tentulah akan menghasilkan pemahaman yg berbeda,
maka berdialog, berdiskusi dengan sesama, dengan para ulama, atau mengkaji
pendapat atau fatwa ulama besar pun harus dengan lemah lembut, tidak perlu
frontal dan arogan, karena kebenaran hanyalah milik Alloh.
Adab berdebat dengan ahli kitab sekalipun
harus dilakukan dengan cara yg paling baik, karena umat muslim selain
mempercayai kitab Al-Quran, juga kitab yg mereka baca yaitu Taurat dan Injil,
serta memiliki Tuhan yg sama yaitu Alloh yg maha Esa.
Dengan dialog yg beradab, kemudian ada
golongan kafir yg masuk Islam, namun ada juga yg tetap dalam kekafirannya
menolak Al-Quran.
Kebenaran isi Al-Quran tidak perlu
diragukan, seperti orang kafir ragukan. Al-Quran bukan dibuat nabi Muhammad,
karena beliau sebelumnya tidak pernah menulis tulisan kitab apapun, dan beliau
pun sebelumnya tidak pernah membaca kitab apapun, sehingga tidak ada yg
diragukan tentang fikiran dan pengetahuan yg dimiliki nabi Muhammad tidak akan
mempengaruhi wahyu yg beliau dengar dan kemudian disampaikan kepada para
sahabat beliau, yg akhirnya jadi kitab Al-Quran.
Jadi tidak bisa menuduh bahwa yg
diucapkan nabi Muhammad adalah repetisi atau pengulangan cerita dari nenek
moyang atau dari kitab mereka.
Al-Quran adalah kitab yg sangat jelas dan
nyata dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan moderen sekalipun, bagi mereka
yg berilmu.
Bukan kepercayaan buta, tetapi
kepercayaan setelah terbukti.
Maka marilah meningkatkan keilmuan kita
masing2 agar makin yakin kebenaran dalam Al-Quran.
Wallohu Alam |Rudi Rubiandini |23
Desember 2020