Juz-6 dimulai dari surat An-Nisa ayat 148 sampai surat Al-Maidah ayat 82.
QS:Al-Maa'idah ayat:27,
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
QS:Al-Maa'idah ayat:32-33,
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
Disampaikan sejarah awal kejadian pembunuhan antar manusia, bahkan dimulai sejak anak nabi Adam. Dikisahkan ada dua jenis anak nabi Adam, yang satunya diinterpretasi bernama Habil yaitu yg baik dan yg satunyanya lagi bernama Qabil yaitu yg mewakili anak yg tidak baik perangainya.
Ketika persembahan qurban dari Habil diterima karena dilakukan dengan taqwa, sedangkan dari Qabil tidak diterima, maka Qabil marah dan mengancam akan membunuh Habil.
Habil pun karena termasuk manusia soleh dan bertaqwa, walau diancam akan dibunuh, tidak berusaha mengancam balik atau membalas, tetapi dengan sabar akan membiarkan Qabil dan tidak membalasnya. Kemudian Habil memberi wejangan kepada Qabil, memberi peringatan bila membunuhnya, maka Alloh akan memasukan ke Neraka, karena selain membunuh, juga sudah banyak dosa Qabil yg harus dipertanggung jawabkan.
Maka akhirnya benar-benar Qabil membunuh Habil.
Alloh pun menetapkan hukum bagi bani Israil, bila membunuh tanpa alasan yg dapat dibenarkan seperti hukum Qisas, yaitu hukum dibunuh karena ybs membunuh dengan sengaja tanpa alasan yg kuat, seperti melakukan kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Namun sebaliknya bila seseorang telah memelihara kehidupan seseorang, maka seakan-akan dia telah memeliharan kehidupan seluruh manusia.
Hukum tersebut dibawa kembali oleh rosul-rosul berikutnya, sehingga berlaku untuk semua manusia. Setiap Rosul membawa keterangan tentang larangan membunuh tanpa alasan, malah menganjurkan memelihara kehidupan dan menyelamatkan kehidupan orang lain.
Yang dimaksud memelihara kehidupan, bukan hanya suatu yg sudah kritis, misalnya menyelamatkan orang yg akan mati karena kelaparan, atau akan tercelakai sehingga terjadi hal yg fatal, akan tetapi menyelamatkan pekerjaan seseorang, membantu membuat seseorang terlepas dari jerat hutang rentenir, atau sesorang yg terjepit dalam suasana pilihan hidup yg sulit, atau bahkan hal yg sangat sederhana yaitu memberi jalan dan arah atau penerangan sehingga seseorang terhindar dari celaka, sudah bisa termasuk dalam katagori menyelamatkan kehidupan seseorang.
Maka mereka yg sudah terlatih qolbunya untuk selalu menolong dan menyelematkan orang lain, akan makin jauh dari perasaan mencelakakan orang lain, bahkan membunuh tanpa alasan.
Hanya karena seseorang memerangi Alloh dan RosulNya, atau membuat kerusakan di muka bumi boleh diberi hukuman dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki secara silang, atau cukup diasingkan dari kediamannya.
Wallohu Alam | Rudi Rubiandini | 07 Januari 2021
No comments:
Post a Comment