"HUTBAH SINGKAT" #Idul-Fitri 1441 H


 ALASAN MERINDUKAN BULAN RHOMADON

 

1. Gelar Taqwa

Taqwa adalah gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan lebih tinggi dari itu. Maka setiap hamba yang telah mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia. Dan puasa adalah sarana untuk mendapatkan gelar taqwa itu.

(QS al-Baqarah: 183  mukadimah khutbah)

"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."

 

2. Bulan pengampunan

Hadis Bukhari Muslim dan Abu Dawud, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhan karena keimanannya dan karena mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya diampuni."

 

3. Pahalanya dilipatgandakan

(HR. Bukhari Muslim) Rasulullah bersabda, "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya".

Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadhan, pahalanya dianggap sama dengan mengerjakana amalan wajib (HR. Bahaiqi dan Ibnu Khuzaimah).

 

4. Ibadah istimewa

Keistimewaan puasa ini dikatakan Allah lewat hadis (HR Bukhari Muslim) : "Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa. Itu milik-Ku dan Aku yang membalasnya karena ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.",

 

5. Do'a dikabulkan

Berdo'a pada Romadhan punya tempat khusus, seperti dikatakan Nabi saw, (HR Ahmad dan Tirmidzi): "Tiga do'a yang tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin yang adil dan do'anya orang teraniaya. Allah mengangkat do'anya ke awan dan membukakan pintu-pintu langit. 'Demi kebesaranKu, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang."

 

6. Turunnya Lailatul Qodar

Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan satu malam yang sangat mulia. Saking mulianya Allah menggambarkan malam itu nilainya lebih dari seribu bulan (QS. al-Qadr).

 

7. Masuk surga melalui pintu khusus

(HR. Bukhari): "Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang akan dilewati oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, tidak diperbolehkan seseorang melewatinya selain mereka. Ketika mereka dipanggil, mereka akan segera bangkit dan masuk semuanya kemudian ditutup”.

 

8. Berkumpul dengan sanak keluarga

Pada tanggal 1 Syawal ummat Islam merayakan Hari Raya Idhul Fitri. Di Indonesia punya tradisi khusus untuk merayakan hari bahagia itu yang disebut Lebaran dengan saling bermaaf-maafan. Dan silahturahim itu dianjurkan Islam, sebagaimana dinyatakan hadis, (HR. Bukhari) : "Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi!”

 

Walaupun saat ini dalam menjaga dan berikhtiar menjaga diri dari penularan Covid-19 kita lakukan secara sederhana di rumah atau Online bersama keluarga.

 

Jadi . .  jelas umat muslim semuanya selalu merindukan bulan Romadhon dan kita semua bisa meraih keutamaan bulan tersebut.

 

Semoga Alloh selalu memberi Barokah kepada kita . .Amin ya Robbul Alamin,

 

Hadirin yang dimulyakan Alloh

 

Kita sering dengar yang menyampaikan ”Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin”. . . . diterangkan oleh berbagai ustadz: setelah idul fitri kita kembali fitri  diterjemahkan :”suci kembali”.   dihubungkan dengan keutamaan Romadhon = seolah2 dengan selesai berpuasa maka keutamaan romadhon akan kita raih + kita akan suci kembali.

 

Bahwa Idul Fithri itu maknanya – menurut persangkaan kita – ialah ”Kembali kepada fithrah.” Yakni: kita kembali kepada fithrah kita semula (suci) disebabkan telah hapus dosa-dosa kita.... adalah suatu prasangka yang kurang tepat.

 

Pertama: menurut bahasa ialah bahwa lafazh ”fithru/ifthaar” artinya menurut bahasa adalah berbuka (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa). Jadi, Idul Fithri artinya ”hari raya berbuka puasa”. Yakni kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah selama sebulan kita berpuasa.

 

Kedua: Adapun menurut Syara’ telah datang hadits yang menerangkan bahwa ”idul fithri” itu ialah ”hari raya kita kembali berbuka puasa”.

 

Dari Abu Hurairah  - semoga Allah meridhainya – ia berkata: Bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah bersabda, ”Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (idul) fithri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (idul) adhha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan korban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan.”

 

Dan dalam lafazh Imam Ibnu Majah:

“(Idul) fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (idul) adhha pada hari kamu menyembelih hewan.”

 

Dan dalam lafazh Imam Abu Dawud:

“Dan (idul) fithri kamu itu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka, sedangkan (idul) adhha ialah pada hari kamu (semuanya) menyembelih hewan.”

 

Hadits-hadits tersebut dengan beberapa lafazh-nya tegas-tegas menyatakan bahwa idul fithri ialah hari raya kita kembali berbuka puasa (tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa). Oleh karena itu disunatkan makan terlebih dahulu pada pagi harinya sebelum kita pergi ke tanah lapang untuk mendirikan shalat ‘Ied, walaupun hari ini beberapa keluarga melaksanakannya di rumah masing-masing bersama keluraga. Supaya umat mengetahui bahwa Ramadhan telah selesai dan hari ini adalah hari kita berbuka bersama-sama. Itulah arti idul fithri. Demikianlah pemahaman dan keterangan ahli-ahli ilmu dan tidak ada khilaf (perbedaan) di antara mereka.

 

Baarokalohu Li Walakum Fil Qur’anil Adzim…. 

 

[ I S T I R A H A T]

Lanjutkan membaca Halaman 3 --->

No comments:

Post a Comment

SELAMAT DATANG

Translate

ARTIKEL POPULER

Artikel Bermanfaat Bagi Kehidupan

POSTINGAN TERBARU

Analisa GOLD 26 Nopember 2021

mari kita simak XAUUSD dalam 1 Jam untuk menentukan Level harga Support dan Resistance intraday berikut: Resistance2 (R2) : 1812...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Label Clouds