Keutamaan Membaca Alquran di Bulan Ramadhan


Membaca Alquran sepatutnya dikerjakan setiap hari, setiap waktu termasuk pada bulan Suci Ramadhan karena di Bulan Rmadhan segala amalan menjadi berkali-kali lipat pahalanya, termasuk membaca Alquran.

Banyak keutamaan membaca Alquran saat Ramadan, di antaranya :

1.     Mendapatkan Pahala Hingga 700 Kali Lipat
Allah SWT melipatgandakan pahala kebaikan yang dilakukan setiap manusia hingga 700 kali lipat.

Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan HR Muslim.

“Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya), satu kebaikan akan dibalas dengan 10 sampai 700 kali lipat. Allah Swt. berfirman: Kecuali puasa, sesungguhnya itu untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.” (HR. Muslim)

2.     Membaca satu huruf Al-Qur’an akan memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Orang yang mahir membaca Al Quran akan bersama para malaikat
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang lancar membaca Al Quran akan bersama malaikat utusan yang mulai lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapat dua pahala.” (HR Muslim)



Orang yang tersendat-sendat dalam membaca Al Quran mendapatkan dua pahala adalah hasil dari membaca Al Quran dan karena telah bersusah payah untuknya.

3. Orang yang membaca Alquran akan mendapatkan syafaat di hari kiamat
Sesuai Hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Didatangkan pada hari kiamat (yaitu) Alquran dan para pembacanya yang mereka itu dahulu mengamalkannya di dunia, dengan didahului oleh Surat Al-Baqarah dan Surat Al-Imran yang membela pembaca kedua surat ini."

Pada hadits lainnya Rasulullah SAW juga bersabda:

Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim)

4. Bercahaya di Langit
Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah bersabda: “Engkau hendaknya membaca al Qur’an, agar ia menjadi cahaya bagimu di muka bumi dan mengingatmu di langit.”

Pahala membaca Al Qur’an di bulan ramadhan ialah akan menjadi cahaya di langit dan terlihat oleh Allah sehingga ia mendapat perlindungan dan keseamatan dari Allah.

5. Al-Qur’an mengangkat derajat orangtua di akhirat
Rasulullah SAWbersabdayang artinya: Barang siapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah di dunia ini. Maka apa pendapatmu tentang orang yang mengamalkannya? (HR. Abu Dawud)

Mengaji di bulan Ramadhan juga bisa mengurangi dosa orangtua sebagaimana orangtua yang memiliki anak sholeh akan selamat dari azab neraka.

“Jika seseorang membaca al-Qur’an, Allah akan membiarkannya menikmati impian masa depannya, dan bacaan demikian dapat mengurangi hukuman orang tuanya meskipun mungkin (orangtuanya) adalah orang kafir.” (Imam Ja’far Shadiq).

6. Menjauhi dari Godaan Syetan
Ketika membaca Al-Quran, maka kita akan terfokus pada apa yang kita baca.

Untuk itu, kebiasaan membaca Al-Quran tidak disenangi syetan karena dengan hal itu ia sulit untuk menggoda dan membisikkan hal-hal buruk pada manusia.

Membaca Al-Quran juga menjauhkan kita untuk berbuat maksiat sebagaimana disukai oleh syetan.

Syetan tentu membenci mereka yang membaca Al-Quran karena dengannya kita semakin kuat terhadap fungsi iman kepada Allah SWT dan manfaat beriman kepada Allah SWT.

Selain itu muncul juga dalam diri kita sebagaimana keutamaan cinta kepada Rasulullah, dan menjalankan apa yang ada dalam fungsi Al-Quran bagi umat manusia. Syetan tentu tidak suka dengan orang-orang seperti itu.

Orang yang tidak banyak beribadah, mengingat Allah, serta melakukan amalan shaleh maka akan lebih berpeluang digoda syetan.

Hal ini dikarenakan dalam hati dan pikirannya kosong tidak menentu, untuk itu mudah untuk dikelabui, didorong, dan dikendalikan oleh hawa nafsu.

7. Membangun Pikiran Positif
Di dalam Al-Quran berisi berbagai ilmu dan juga hikmah yang positif.

Dengan membacanya, tentu saja hal ini juga akan mempengaruhi pikiran kita menjadi lebih positif terutama di bulan Ramadhan.

Walaupun diuji dengan lemasnya fisik, tentu pikiran kita akan baik karena dipengaruhi oleh hikmah dan ilmu positif tersebut. Untuk itu, tidak rugi jika kita membaca Al-Quran sebaik-baiknya.

Selaini itu, dengan membaca Al-Quran di bulan Ramadhan kita menjadi terkondisikan dan akan lebih sering memikirkan sesuatu berdasarkan dalil agama, bukan hawa nafsu atau dorongan negatif kita. Dengan begitu, Ramadhan akan lebih indah dan bermakna.

Semoga, bulan Ramadhan yang dijalani nantinya akan menjadi lebih baik terus menerus dari Ramadhan sebelumnya dan menjadi Ramadhan yang terbaik.

Untuk bisa menjadi Ramadhan terbaik, maka salah satunya membaca Al-Quran harus menjadi kebiasaan dan konsisten di lakukan dalam diri kita.

8. Orang yang membaca Al Quran diibaratkan seperti buah utrujjah
Rasulullah Saw. bersabda; “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Quran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Quran adalah seperti sebuah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al Quran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al Quran adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR Bukhari dan Muslim)

9. Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Al Quran
Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah: “Jika ia mencintai Al Quran, berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR Thabrani)

Utsman bin ‘Affan berkata, “Kalau sekiranya hati kita bersih, tentu tidak akan kenyang (membaca) kitabullah.”

10. Dengan Al Quran, Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum

Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum karena Al Quran ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR Muslim)

Yakni bagi orang yang mempelajari Al Quran dan mengamalkan isinya, maka Allah akan meningikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya, namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.

Karena
"BERBAGI ITU INDAH"





Share:

Yakin Kepada ALLOH SWT Menghilangkan Keraguan


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Mengetahui segala kejadian, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang istiqomah dalam keimanan kepada-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, mudah-mudahan semakin hari kita menjadi semakin yakin kepada Alloh Swt. dengan keyakinan yang semakin kokoh. Karena keyakinan itu menentramkan, sedangkan keraguan itu menggelisahkan.

Sebagai contoh adalah orang yang mencari alamat. Kalau dia sudah mengetahui dengan yakin alamat yang ditujunya, maka ia akan berjalan dengan pasti dan mantap, hatinya pun tenang dan perjalanan bisa ia nikmati.



Sedangkan orang yang ragu-ragu dengan alamat yang ia tuju, maka ia akan berjalan dengan gelisah, tidak tenang, tidak nyaman, bahkan bisa tidak aman.

Oleh karena itu, mari selalu periksa diri kita manakala kita sedang dilanda kegelisahan. Karena itu tanda keyakinan kita kepada Alloh Swt. sedang melemah.

Tiba-tiba kita gelisah karena urusan jodoh, maka kita sedang kurang yakin Alloh Maha Menentukan.

Tiba-tiba kita gelisah karena urusan rezeki, maka kita sedang kurang yakin Alloh Maha Memberi Rezeki.

Gelisah karena urusan apa saja, penyebab utamanya adalah kita sedang kurang yakin kepada Alloh Swt.

Sedangkan jika hati senantiasa ingat, yakin, terpaut kepada Alloh, maka hidup akan tenang, mantap dan jelas.

Alloh Swt. berfirman, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’du [13] : 28)

Kita tentu mendambakan hidup yang tenang, mengarungi perjalanan di dunia dengan penuh kemantapan.

Maka, kuncinya adalah yakin kepada Alloh Swt. Semoga kita termasuk orang-orang yang semakin yakin kepada Alloh sehingga tidak tersesat dalam hidup ini. Aamiin yaa robbal’aalamiin.

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

Karena
"BERBAGI ITU INDAH"



Share:

Alloh Maha Kuat


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Alloh yang telah menciptakan langit bumi dan segala isinya, mengaturnya dan mencukupi rezekinya. Hanya kepada Alloh kita menyembah dan memohon pertolongan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, semoga Alloh Swt. Yang Maha Kuat, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang kuat. Kuat secara lahir, kuat secara batin, kuat akal, kuat hati, kuat ilmu. Karena ternyata mu’min yang lebih dicintai Alloh dan dinilai lebih baik oleh Alloh adalah mu’min yang kuat. Sebagaimana sabda Rosululloh Saw., “Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Alloh Azza wa Jalla daripada mu’min yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibn Majah, Nasa’i)

Salah satu asma Alloh adalah Al Qowiy, Alloh Maha Kuat. Al Qowiy terambil dari rangkaian huruf qof, wau, ya, yang artinya adalah keras, kuat, lawan dari lemah. Al Quran menyebut kata ini sebanyak sebelas kali. Sembilan diantaranya mensifati Alloh, dua diantaranya mensifati nabi Musa a.s dan jin Ifrit, Dari sembilan yang disandarkan kepada Alloh, tujuh diantaranya dikaitkan dengan kata Al ‘Aziz, Alloh Yang Maha Bijaksana. Artinya, kekuatan itu menjadi dahsyat jikalau dipegang oleh yang memiliki kebijaksanaan.


Kekuatan Alloh Swt. meliputi seluruh alam semesta. Alloh betul-betul berkuasa penuh atas alam ini. Tidak ada satu titik pun kecuali tunduk pada kehendak Alloh. Langit, gunung, samudra, hujan, matahari, bulan, bintang-bintang, hingga serangga paling kecil di dalam tanah, seluruhnya tunduk pada kekuasaan Alloh Swt.

Bagaimana dengan iblis yang membangkan? Iblis pun membangkang atas izin Alloh. Bagaimana dengan manusia-manusia yang ingkar? Mereka pun ada dalam kekuasaan Alloh. Mudah saja bagi Alloh untuk menghentikan detak jantungnya. Alloh yang menidurkan mereka dan membangunkan mereka kembali. Alloh yang menyediakan bagi mereka rezeki. Alloh yang menjadikan mereka tua hingga pada saatnya tiba, Alloh yang mematikan mereka.

Tidak ada makhluk yang hebat. Jika memang hebat, cobalah jangan bernapas. Jika memang hebat, cobalah jangan tidur. Jika memang hebat, coba tahan pertumbuhan kukunya. Jika memang hebat, cobalah jangan menjadi tua. Jadi, tidak ada yang kuat di alam semesta ini, kecuali karena dikuatkan oleh Alloh Swt.

Alloh Maha Kuat. Tidak bisa diancam oleh apapun dan oleh siapapun. Pembangkangan makhluk tidak membuat berkurang sedikitpun kekuatan-Nya. Demikian juga, ketaatan makhluk tidak akan menambah kekuatan-Nya. Alloh Maha Kuat, sebelum dan sesudah apapun.

Maka saudaraku, sungguh kita tidak memiliki daya dan kekuatan apapun kecuali Alloh yang memberikan kekuatan itu. Laa haulaa walaa quwwata illaa billah, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali atas izin Alloh Swt. Wallohu a’lam bishowab.

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Karena
"BERBAGI ITU INDAH"


Share:

Menjelang Ramadhan Sucikan Hati Kita


Ramadhan kembali akan hadir menyapa kita. Ramadhan adalah bulan suci yang kehadirannya selalu dinanti oleh orang-orang beriman.

Agar lebih maksimal, sepantasnya seorang muslim menyiapkan dirinya dengan mensucikan hati dari segala penyakitnya; baik penyakit hati yang akan mengganggu keharmonisan hubungannya dengan Allah, maupun penyakit hati yang akan mengganggu keharmonisan hubungannya dengan sesama.

Olehnya itu, sebelum memasuki gerbang Ramadhan, kita dipertemukan dengan bulan Rajab.

Mengawali bulan tersebut, ada doa yang biasa dibaca oleh sebagian kaum muslimin, menggambarkan betapa kerinduan mereka ingin kembali berjumpa dengan bulan Ramadhan;

Ya Allah berkailah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”.



Bulan Rajab adalah satu diantara bulan-bulan haram. Di bulan tersebut, ada penekanan agar kita memperbaiki keadaan jiwa kita dengan menjauhi sekecil apapun perkara yang dapat merusak keharmonisan hubungan kita dengan Allah.

Selepas bulan Rajab, kita juga dipertemukan dengan bulan Sya’ban. Di dalamnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghidupkan harinya dengan banyak berpuasa. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata;

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)

Dipertengahan bulan Sya’ban, ada anjuran secara khusus untuk menyudahi segala pertikaian dengan saudara semuslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Pada malam pertengahan di bulan Sya’ban, Allah melihat para hamba Nya, dan akan mengampuni mereka seluruhnya kecuali orang musyrik dan orang yang bersengketa dengan saudaranya.”. (HR. Ibnu Majah. Dihasankan oleh Syaikh Al Baani dan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauuth dinyatakan sebagai hadits hasan dengan beberapa syahidnya)

Jelang Ramadhan ini, mari kita sambut kedatangannya dengan menyiapkan jiwa-jiwa kita dan membersihkannya dari segala penyakitnya. Semoga kita kembali dapat dipertemukan dengan Ramadhan dalam keadaan jiwa yang lebih siap untuk mendulang pahala dan keutamaan secara lebih maksimal.

Karena
"BERBAGI ITU INDAH"



Share:

Alfatihah Bacaan Shalat Paling Dahsyat dan Penting Dalam Sholat


Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.

Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat "tidak sempurna". Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah.

Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:


"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Aamiin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu).

Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.

Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya, misal:

Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dan seterusnya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.


Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Aamiin".

"Aamiin" dalam salat Jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Aamiin" diharuskan dengan suara keras dan panjang. Dalam hadits disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan "aamiin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "aamiin" diucapkan apabila imam mengucapkannya.

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara).

Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar di mana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras.

Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan.

Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya. Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:

"Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Bakar, saya telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi Muhammad bersabda, "Wahai Abu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."

Bacaan ShalatAl Fatihah adalah bacaan shalat yang amat dahsyat. Dalam fiqih tuntunan shalat, Al Fatihah merupakan bacaan shalat yang bersifat rukun. Teristimewa, Allah akan menjawab pada setiap ayat yang kita baca.

Firman Allah dalam hadits qudsi:

Nabi SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: Shalat itu Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya.

Apabila ia mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, Aku menjawab: “Hamba-Ku memuji-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Arrahmaanirrahiim,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku menyanjung-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Maaliki yaumiddiin,
maka Aku menjawab: “Hamba-Ku mengagungkan-Ku”.

Apabila ia mengucapkan Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin,
maka Aku menjawab: “Inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”.

Apabila ia mengucapkan Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin, maka Aku menjawab:

“Inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya” (HR Muslim).

Sungguh luar biasa, ternyata Allah langsung menjawab bacaan shalat kita… Terungkap sudah rahasianya, mengapa Rasulullah membaca Al Fatihah ayat-demi ayat (tidak menyambungnya), sebagaimana dikatakan dalam hadits:  

“Kemudian beliau SAW membaca Al-Fatihah, beliau memenggalnya ayat demi ayat…” (HR Abu Dawud).

Alfatihah Bacaan Shalat

Karena itu, untuk memaksimalkan bacaan Al Fatihah, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

Membacanya ayat demi ayat (tidak menyambung)
Memahami kandungan arti surat Al Fatihah, kata demi kata
Mengetahui dan merasakan jawaban Allah pada ayat demi ayat yang kita baca
Meyakini bahwa jawaban Allah akan segera terwujud buat kita

Karena
"BERBAGI ITU INDAH"




Share:

Menggugurkan Dosa dengan Tauhid


Di antara keutamaan tauhid adalah jika tauhid tersebut kokoh, maka tauhid tersebut akan menuntunnya untuk mengerjakan amal shalih, baik dalam perkataan maupun perbuatan, yang dzahir maupun yang batin.

Ini adalah keutamaan yang besar, karena seorang hamba tidak mungkin dapat terlepas dari:

Bermuamalah dengan dirinya sendiri;
Bermuamalah dengan orang lain;
Atau Bermuamalah dengan Rabb-nya.
Sedangkan bermuamalah dengan Allah Ta’ala merupakan ibadah, yakni dengan melakukan berbagai macam peribadatan.

Bermuamalah dengan dirinya sendiri yang memiliki hawa nafsu, dan apa yang diinginkan atau tidak diinginkan oleh hawa nafsunya. Serta bagaimana dirinya sendiri dapat melaksanakan syariat.

Bermuamalah dengan orang lain yaitu dengan menunaikan hak-hak manusia. Dimulai dengan hak kedua orangtua, hak istri, hak anak, hak tetangga, hak teman dekat, hak para ulama, hak penguasa, dan hak para shahabat ridhwanallah ‘alaihim, demikian pula hak orang-orang yang beriman secara umum.

Resep | Musik | Affiliasi | Kultum | Tanaman | Obat Herbal | Kesehatan | Teknologi  

Tauhid merupakan salah satu sarana yang dapat menuntun seseorang untuk dapat bermuamalah baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, atau dengan Rabb-nya.

Adapun dalam muamalah dengan Rabb-nya, maka ahli tauhid mencintai beribadah kepada Allah Ta’ala. Mereka mencintai ikhlas, dan juga berbagai macam ibadah. Kita jumpai seorang ahli tauhid yang sebenar-benarnya, dia mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa, dan berhaji dengan mengharap pahala di sisi-Nya.

Setiap kali tauhid kokoh, maka akan kokoh pula ketergantungan hatinya terhadap shalat dan puasa, baik yang wajib maupun shalat sunnah. Demikianlah, muamalah dan ibadahnya terhadap Rabb-nya akan sepadan dengan kekokohan tauhidnya.

Oleh karena itu, lihatlah dirimu sendiri dalam berbagai macam keadaan. Jika Engkau merasakan di dalam dirimu terdapat kekurangan di dalam melaksanakan kewajiban, atau bahkan di dalam melaksanakan yang sunnah, maka cermatilah dirimu, dan pasti Engkau dapati bahwa sebagian dunia telah menyaingi kecintaanmu terhadap Allah Ta’ala di dalam hatimu.

Di dalam hatimu terkumpul dua keinginan, pertama yaitu keinginan mencintai Allah Ta’ala dan mentauhidkan-Nya. Dan kedua yaitu keinginan mencintai dunia serta lebih mengutamakannya. Apabila tauhidnya yang kokoh, maka akan lemahlah yang lainnya. Dan sebaliknya, apabila keinginan dunia yang lebih kokoh, maka akan lemahlah tauhidnya. Oleh karena itu, mengajarkan dan menjelaskan ilmu tauhid kepada manusia merupakan kebaikan dan ihsan yang terbesar kepada sesama makhluk.

Demikian pula, dia memiliki hawa nafsu dan keinginan untuk meninggalkan sebagian kewajiban. Setiap kali tauhid di dalam hatinya kokoh, dan kokoh pula pengetahuan hamba terhadap Rabb-nya, terhadap rububiyyah-Nya, bahwasannya milik Allah-lah bumi ini seluruhnya, hati manusia seluruhnya berada di antara jari-jariNya, bumi berada di dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, bahwasannya dunia ini di sisi Allah tidak lebih dari sayap seekor lalat, Dia-lah yang mengatur alam semesta ini, Dia-lah yang memberi dan mencegah, Dia-lah yang memberikan manfaat dan mendatangkan madharat, Dia-lah yang merendahkan dan mengangkat, Dia-lah yang menggenggam dan membentangkan, Dia-lah yang menciptakan, Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Dia-lah yang menyehatkan dan membuat sakit, Dia-lah yang membuat menjadi kaya atau miskin, bahwa apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi, sedangkan yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi, maka pada saat itu akan kokohlah tawakkal dan kecintaannya kepada Allah. Selain itu, akan kokoh pula pengetahuan bahwasannya Allah-lah yang berhak untuk diibadahi dan Dia-lah yang berhak terhadap berbagai jenis ibadah. Di dalam hatinya terdapat kecintaan terhadap Allah dan tauhid, sehingga dorongan untuk berbuat kejelekan menjadi lemah.

Tauhid dapat membebaskan seseorang dari penghambaan terhadap sesama makhluk.
Di antara keutamaan tauhid adalah bahwa tauhid dapat membebaskan seseorang dari penghambaan terhadap sesama makhluk dan berlebih-lebihan dalam memandang mereka, menuju penghambaan yang paling mulia, yaitu penghambaan kepada Dzat Yang Maha Esa, Yang Maha mendengar dan Maha melihat.

Allah Ta’ala menguji hamba-hambaNya dan menjadikan sebagian di antara mereka sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

”Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.” (QS. Al-Furqan : 20)

Apakah makna,”Maukah kamu bersabar?” Allah Ta’ala menjadikan orang fakir sebagai cobaan bagi orang kaya, dan sebaliknya, orang kaya sebagai cobaan bagi orang fakir.

1-2

Share:

SELAMAT DATANG

Translate

ARTIKEL POPULER

Artikel Bermanfaat Bagi Kehidupan

POSTINGAN TERBARU

Analisa GOLD 26 Nopember 2021

mari kita simak XAUUSD dalam 1 Jam untuk menentukan Level harga Support dan Resistance intraday berikut: Resistance2 (R2) : 1812...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Label Clouds