Alhamdulillah! Semoga
Alloh Yang Maha Mencukupi, senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada kita
agar kita menjadi hamba yang tawakal, berserah diri kepada-Nya. Sholawat dan
salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Kita sepakat bahwa
yang paling penting bagi kita bukanlah ‘banyak’. Tapi, yang paling penting bagi
kita adalah ‘cukup’. Banyak itu relatif, sedangkan cukup itu terukur. Uang
banyak belum tentu cukup, yaitu kalau keperluannya melampaui jumlah uangnya.
Jika kita mendengar
uang sejumlah lima miliar, maka mungkin kita akan menyebutnya banyak. Tapi jika
keperluannya sebesar enam miliar, maka cukup atau tidak? Tentu tidak. Jadi bagi
kita tidak penting jumlah, yang penting adalah cukup. Yang penting cukup makan,
bukan banyak makan. Yang penting istirahat cukup, bukan banyak istirahat.
Setiap sesuatu yang
melampaui cukup adalah berlebihan. Sedangkan berlebihan adalah sesuatu yang
tidak disukai oleh Alloh Swt. Orang yang berlebihan itu saudaranya syaitan.
Jadi, kita tidak boleh tergiur untuk bersikap berlebihan.
Alloh Swt. berfirman,
“Dan janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al An’am [6] : 141)
Dalam ayat-Nya yang
lain, Alloh Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan.” (QS. Al Isra [17] : 26-27)
Lantas saudaraku,
bagaimana agar Alloh Swt. mencukupi kebutuhan kita? Jawabannya adalah dengan
bertawakal. Alloh Swt. berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada
Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq [65] :
3)
Mengapa kita harus
tawakal kepada Alloh Swt.? Karena Alloh yang menciptakan kita, dan karena Alloh
yang paling mengetahui keperluan kita. Kemudian, keperluan yang ada pada diri
kita pun, itu adalah ciptaan Alloh Swt.
Kita tidak paham
keperluan kita yang sebenarnya, karena tubuh ini bukan ciptaan kita. Kita tidak
paham kebutuhan nutrisi harian kita sebenarnya seperti apa. Ahli kesehatan pun
hanya memahami secara terbatas saja, tidak sempurna.
Tubuh kita ini
diperkirakan terdiri dari 100an triliun sel! Seluruhnya memiliki kebutuhan, dan
kita tidak mengerti apa dan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan itu. Akan
tetapi, belasan, puluhan tahun kita hidup, tanpa kita sadari semua kebutuhan
itu ternyata cukup. Sungguh tidak terbayangkan kalau kita tahu seluruh
kebutuhannya dan kita harus mencukupinya, betapa berat sekali hidup ini.
Dalam kondisi sekarang
ini, saat kita telah tumbuh berkembang, mampu berpikir dan berikhtiar, mungkin
masih mendingan. Coba jikalau kita pikirkan saat kita masih berupa janin di
dalam rahim ibu kita. Kita belum mampu berpikir apalagi berikhtiar.
Namun, seluruh
kebutuhan kita, cukup. Alloh Swt. yang mencukupi kita. Padahal kebutuhan sebuah
janin untuk bisa tumbuh dari setiap fase ke fase berikutnya itu sangat rumit.
Jadi tidak perlu risau
dengan keperluan kita. Tiba-tiba perut lapar, itu adalah sunnatulloh. Kita
tidak mengerti mengapa perut kita harus lapar. Kita juga tidak mengerti mengapa
tubuh kita bisa haus, mengapa tubuh kita ingin bernafas. Semua kondisi itu
adalah ciptaan Alloh Swt. Termasuk rasa sedih, takut, dan cinta.
Semoga kita termasuk
hamba-hamba Alloh yang bertawakal kepada-Nya. Berserah diri semenjak awal
hingga akhir perjalanan hidup kita, yang diiringi dengan memaksimalkan doa dan
ikhtiar.
Karena
"BERBAGI ITU
INDAH"