Setelah berpuasa sepanjang hari bulan Ramadhan, para pengunjung Masjid
Nabawi menanti sore hari. Mereka duduk-duduk atau beribadah di dalam tempat
suci itu. Sementara itu, hidangan berbuka puasa disajikan para petugas. Adanya
takjil itu menandakan keramahtamahan masyarakat Madinah dan pemerintah Kerajan
Arab Saudi.
Layanan berbuka puasa bersama ini menjadi bagian rutinitas Ramadhan di
Masjid Nabawi. Momen ini dinilai dapat menyatukan umat Islam dari berbagai
negara. Mereka semua berkumpul, duduk dengan tertib, sembari menikmati hidangan
yang ada kala azan maghrib berkumandang.
Makanan Iftar yang disajikan bagi mereka bermacam-macam. Di antaranya
adalah sajian hangat, seperti nasi dan daging. Kemudian, ada buah, sebotol jus,
kurma, yogurt, kopi, dan air.
Direktur hubungan masyarakat di Badan Presidensi Umum untuk Urusan Masjid
Nabawi, Jamaan Al-Asiri, mengatakan bahwa staf masjid bekerja keras untuk
mempersiapkan dan menyusun area makan dan membantu penyedia makanan. Setelah
shalat Ashar, makanan untuk berbuka puasa dibawa ke masjid melalui pintu-pintu
yang ditentukan.
"Masuknya makanan diawasi oleh pengawas di pintu-pintu masjid.
Setelah meletakkan lembaran plastik di dalam masjid, makanan diatur sampai
saatnya untuk shalat Maghrib," kata Al-Asiri, dilansir Arab News, Jumat
(10/5).
Setelah jamaah dan pengunjung menikmati hidangan Iftar, Al-Asiri
mengatakan semua lembaran plastik dan sisa-sisa makanan itu segera dibersihkan
dengan cepat dan secara teratur.
Hal ini dilakukan dalam kerja sama antara para pekerja, penyelia dan
penyedia makanan. Pembersihan makanan Iftar ini dilakukan sebelum shalat
Maghrib dilakukan.
"Operasi pembersihan dilakukan setelah berbuka puasa dan sebelum
shalat Maghrib," tambahnya.
Karena
"BERBAGI ITU
INDAH"