Azab kepada kaum Madyan karena tidak Jujur

#kaummadyan


Juz-12 dimulai dari surat Huud ayat:6 sampai surat Yusuf ayat:52. 

QS:Huud ayat:91-95,

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami". 

Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan". 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu". 

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. 

Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa. 

Kaum Madyan yaitu kaum jaman nabi Syuaib, menganggap rendah dan mereka tidak mau mengerti petunjuk kebaikan yg disampaikan nabi Syuaib, sampai-sampai menganggap nabi Syuaib adalah lemah dan pantas dirajam, namun karena hormat pada keluarga syuaib jadi mereka mengurungkan niat untuk merakam nabi Syuaib. Nabi syuaib meluruskan tentang sifat kaum madyan saat itu yg tidak jujur dalam berdagang, mengurangkan timbangan, menipu, dll. 

Namun nabi Syuaib tersinggung direndahkan seperti itu, sehingga menyampaikan kata-kata hutbah yg isinya bahwa kaum Madyan telah mengenyampingkan Alloh, tidak mau menerima petunjuk Alloh, malah mengganggap lebih hormat pada keluarga Syuaib dari pada kepada petunjuk Alloh yg disampaikan nabi Syuaib. 

Kemudian dilanjutkan hutbahnya, menyatakan bahwa Alloh mengetahui segala tindakan setiap manusia, dan dipersilahkan berbuat sekehendak masing-masing, yaitu mereka yg selama ini tidak jujur dalam berdagang, namun pada saatnya nanti Alloh akan mengukur siapa yg berdusta yaitu yg akan menerima azab dari Alloh. 

Ternyata benar, pada saat azab datang, keluarga Syuaib dan yg para pengikutnya yg beriman diselamatkan Alloh dengan rahmatNya, sedangkan kaum Madyan benar-benar didatangi azab, yaitu suara yang mengguntur sampai mereka bergelimpangan, bersih semua, sampai tempat tsb bersih bagaikan tempat itu tidak pernah berpenghuni sebelumnya. 

Azab dijatuhkan sebagai akibat dari sikap tidak jujur masyarakat Madyan dalam berniaga tsb beberapa azab. 

Azab bermula dari hawa panas karena Allah menghentikan angin bertiup selama tujuh hari. Saat itu air tidak berguna, begitu juga naungan dan berdiam di rumah. Karena sudah tidak tahan lagi, mereka meninggalkan rumah menuju padang pasir. 

Di tengah padang pasir mereka saksikan awan gelap, lalu mereka berkumpul dan bernaung di bawahnya bersama-sama. Ketika semua telah berkumpul di bawah awan maka Allah lempari mereka dengan bunga api dan meteor, kemudian Allah guncangkan bumi tempat mereka berpijak, dalam waktu yang sama suara keras menggelegar memekakkan telinga mereka. 

Pelajaran yg dapat dipetik adalah, kebiasaan licik dalam berdagang, mulai dari mengurangkan timbangan sampai menipu yg sudah menjadi kebiasaan bahkan dianggap sebagai kelihaian dalam berbisnis di masyarakat sangat tidak disukai Alloh. 

Dalam masa moderen saat ini, berdagang artinya berkerja atau berbisnis apapun yg disebut tijaroh, siapapun dalam bekerja, baik sebagai penjual-beli, makelar, pabrikan, ekonom, pebisnis, polisi, jaksa, hakim, politisi, dokter, guru, dosen, pejabat publik, dll, apapun profesinya, tetap syarat tijaroh harus terpenuhi, yaitu jujur, adil, terbuka, dan suka-sama-suka. 

Semoga mendapat pelajaran 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |14 Desember 2020

Share:

Jihad vs Mencari Ilmu

#jihad

 


Juz-11 dari surat At-Taubah ayat:94 sampai Hud ayat:5. 

QS:At-Taubah ayat:119,

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. 

QS:At-Taubah ayat:121-123,

dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. 

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. 

Ittaqullooh haqqo tuqootih, Wa laa  tamuutunna illaa wa’antum muslimun adalah suatu ajakan untuk bertaqwa yg selalu para Khotib hutbah jumat sampaikan, karena mengajak pada ketakwaan adalah bagian dari rukun hutbah jumat. Ajakan tersebut datang dari wahyu Alloh yg tertera pada Al-Quran surat Ali-Imron ayat 102 yang artinya Bertakwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. 

Dan berulang dalam berbagai surat dan ayat ajakan bertakwa terus digaungkan. Sering ajakan tersebut digandengan dengan ajakan baik lainnya, seperti menyuruh agar kita selalu bersama dengan orang-orang yg benar. 

Suruhan untuk memilih teman dekat atau sahabat yg soleh yaitu yg beriman dengan adab yg baik, akan membawa kita pada kebaikan dan kesolehan yg sama. 

Seperti peribahasa, bila bergaul dengan panai besi maka akan terkena bau asapnnya, tapi bila berteman dengan tukang minyak wangi akan terkena harumnya. 

Alloh pernah menyindir orang-orang Madinah dan Arab badui yg berdiam di sekitarnya tidak turut berjihad pergi berperang bersama rosul, karena mereka yg tidak berjihad tidak pernah merasakan kesulitan, kepayahan, dan tidak pernah menginjakan kaki di tempat musuh, dam tidak membuat bencana kepada musuh. Padahal segala upaya selama berjihad akan menjadi amal kebaikan yg dicatat Alloh. 

Juga amal baik yg akan dicatat Alloh adalah berinfak, yaitu menafkahkan hartanya untuk membantu orang lain, baik yg besar maupun yg kecil. 

Namun Allih memerintahkab pula untuk sebagian umat tetap tidak pergi berperang tetapi mempelajari pengetahuan, termasuk ilmu agama, sehingga ketika para mujahid pula kelak, akan ada yg mampu menyampaikan berbagai ilmu sehingga menjadi kaum yg terus maju dalam ilmu yg akan menuntun pada keluhuran budi, ketakwaan, kejayaan dan kebangkitan muslim di segala bidang. 

Pada jaman sekarang bukan hanya mereka yg mempelajari fikih dan aspek agama lainnya, tentunya mereka yg mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk dalam mencari dan meneliti obat untuk kesehatan manusia adalah setara dengan berjihad. 

Maka bila muslim kuat dalam berbagai hal, akan mampu untuk memerangi orang-orang kafir dalam perang jaman moderen bukan hanya berupa fisik dalam bentuk senjata, tapi dalam bidang ekonomi, teknologi, budaya, sosial, kesehatan, termasuk media sosial, dan berbagai aspek kehidupan yg sudah sangat kuat dikuasai kafirin. 

Semoga setiap muslim, makin sadar perang moderen yg sedang terjadi saat ini yg ada di sekeliling kita . . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |13 Desember 2020

Share:

Kafir selalu membuat Tipu Daya

#kafir

 

Juz-9 dimulai dari surat Al-Arof ayat:88 sampai surat al-Anfal ayat:40. 

QS: Al-Anfal ayat:30-33,

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala"

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih".

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun

QS: Al-Anfal ayat:35,

Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

Sejak jaman Rosululloh, orang kafir quraisy selalu berusaha melakukan tipu daya, menangkap, berusaha memenjarakan, atau bahkan membunuh, atau setidaknya mengusir musuh-musuhnya. Namun terhadap Rosululloh, tipu daya tersebut banyak digagalkan Alloh.

Kini kepada kaum muslimin terutama pada ustadz, kiyai, dan pemimpin muslim, mereka para kafirin, atau muslim yg sudah berafiliasi dengan kafirin, terus berulang melakukan tipu daya, sampai pengusiran, usaha pembunuhan, dan pemenjaraan, dengan cara yg sangat licik dan tertata, seolah-olah sesuai dengan undang-undang atau peraturan, yg dibuat manusia sendiri.

Oleh karena itu, kita sebagai muslim yg percaya pada Al-Quran tidak perlu heran atau terkejut, karena hanya pengulangan seperti yg telah disampaikan dalam Al-Quran.

Isi Al-Quran bagi mereka, seolah-olah cerita yg diulang-ulang yg pernah ada sejak jaman nenek moyang mereka. Bahkan kaum musyrik berani menantang Rosululloh, bila wahyu itu benar datang dari Alloh, mereka bersedia menerima azab dari langit seperti hujan batu, karena bagi mereka dalam sejarah para nabi terdahulu selalu seorang nabi dibekali kekuatan mukjizat atau pengabulan azab kepada musuh Alloh, dan Alloh banyak mengabulkannya sebagai pertanda kenabian.

Namun Alloh tidak kunjung memberi azab kepada mereka, karena Rosul selalu bersama mereka, dan Alloh tidak akan mengirimkan azab selama Rosul bersamanya. Alloh pun masih menunggu permohonan ampun mereka, krn Rosul masih terus berusaha mengajak mereka pada jalan Alloh.

Rosul Muhammad diberi mukjizat berupa Al-Quran, karena umat Muhammad adalah umat yg bisa membaca dan mengerti dengan mengolah fikirannya, bukan seperti umat terdahulu, bahwa keyakinan itu diperoleh dari mukjizat atau azab yg terlihat dengan mata, sedangkan umat Muhammad setiap yg membaca, mengerti akan memiliki mukjizat dari Alloh dalam bentuk adab, kesolehan, dan rahmat bagi sesama manusia, serta beriman pada Alloh yg Esa.

Adapun orang kafir, melakukan solat atau beribadah hanya dimulut, bukan dari qolbu yg meyakini Alloh, bahkan ketika berada di sekililing Ka'bah saat mereka beribadah, bagi Alloh hanyalah sebagai siulan dan tepuk tangan, bagai perbuatan yg tidak bermakna sama sekali.

Orang kafir pun mengggunakan hartanya untuk beinfak, yaitu memberikan harta untuk kegiatan dan kebutuhan orang lain, akan tetapi dengan tujuan yg bukan karena Alloh, tapi justru mengarah pada yg menghalangi orang dari jalan Alloh.

Maka Alloh di akhirat kelak akan memilah-milah mereka, mengumpulkan, dan menumpuk mereka untuk dimasukan kedalam neraka jahanam . . . na'udzubillahi min dzalik

Wallohu Alam |Rudi Rubiandini | 11 Desember 2020

Share:

Mengingkari Tauhid

#tauhid


 Juz-10 dimulai dari surat Al-Anfal ayat:41 sampai surat At-Taubah ayat:93.

 QS:At-Taubah ayat:30-33,

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? 

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. 

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. 

Tauhid senantiasa diingatkan hampir dalam setiap juz dalam Al Quran. Kemudian suruhan menjadi manusia yang baik yaitu yang bermanfaat sehingga rahmatan lil alaamiin. 

Tauhid adalah meyakini hanya Alloh yg Esa yg menguasai segala aspek kehidupan manusia dan yg ada di alam semesta, tidak ada yg luput dari pengawasan Alloh, karena Alloh yg mencipta seluruhnya tidak terkecuali, Alloh lah yg maha kuat dan pemberi kekuatan. 

Keikhlasan bertauhid ini bukan hanya di mulut, tetapi akan terlihat pada setiap langkah dan tindakan sebagai buah dari ucapan dan niyat yg ada dalam qolbu.

Pada saat ini, yg sering terjadi, walaupun manusia sudah menganut agama Tauhid, tetap menyelipkan dan melaksanakan berbagai kesyirikan, karena dianggap sudah merupakan budaya nenek-moyang, dan memberi keberhasilan dan kemewahan hidup.

Tidak terasa, tindakan tsb adalah sama menolaknya ketauhidan, yg hanya dari Alloh mempercayai datangnya kekuatan, pertolongan, dan yg pantas disembah dan ditakuti.

Pernah Yahudi mengatakan Uzair putra Alloh, dan orang Nasrani mengatakan Al-Masih putra Alloh, musyrikin mengatakan Malaikat adalah anak perempuan Alloh, dan lain-lain yg pada intinya menurunkan derajat Alloh yg maha Esa yg tidak beranak dan diperanakan, menjadi dianggap sosok mahluk seperti halnya manusia. Itu adalah ucapan kafir terdahulu yg Alloh paling laknat.

Begitu pula orang alim yahudi dan  rahib nya Nasrani sebagai Tuhan selain Alloh, yaitu mereka mematuhi ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta.

Begitu pula kelompok yg menganggap adanya orang mufti, atau seorang mursyid, atau Kiyai yg tidak pernah salah sehingga pengikutinya hanya taqlid pada fatwanya tanpa menggunakan fikirannya lagi, itupun sudah termasuk golongan yg mengingkari Tauhid . . . na'udzubillahi min dzalik.

Sumber cahaya kebenaran hanyalah Alloh, adapun manusia hanya syareat yg masih harus disaring akal dan fikiran yg Alloh berikan pada setiap otak manusia.

Maka Alloh mengutus Rosul Muhammad hanyalah sebagai penyampai petunjuk yg ada dalam Al-Quran, dan manusia yg membaca dan mengerti Al-Quran yg akan mendapat manfaat dan petunjuk tsb.

Orang Musyrik tidak menyukai agama Islam yg benar yg menggunakan Al Quran sebagai sumber mukjizat bagi yg membacanya, sehingga Agama Islam adalah agama unggulan dari segala Agama, yg mengusung Ketauhidan.

Semoga mendapat pelajaran.

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini | 12 Desember 2020

Share:

Kesombongan menjadi Hijab terhadap Peringatan

  

#kesombongan

Juz 8 dimulai dari surat Al-An-Anaam ayat:111 sampai Al-Aroof:87. 

QS: Al-A'Raaf ayat:2-3,

Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). 

QS: Al-A'Raaf ayat:8-9,

Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. 

Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. 

QS: Al-A'Raaf ayat:11-13,

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. 

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". 

Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". 

Rosul mendapat tugas khusus sebagai rosul yaitu untuk menyampaikan kebenaran yg ada dalam Al Quran, yg akan menjadi peringatan kepada yg ingkar, dan menjadi petunjuk kepada yg beriman, serta menjadi rambu-rambu bagi seluruh umat manusia dalam mengarungi jalan kehidupan. Maka rosul diminta untuk tidak ragu, dan tidak sungkan dalam menyampaikan firman-firman dari Al Quran, serta jauhi hal lain yg bukan datangnya dari Al Quran, yg bukan datangnya dari Alloh. 

Alloh telah memberi pelajaran kepada mereka yg zalim, telah banyak negeri atau kaum yg dibinasakan, pada malam hari, pada saat mereka lengah, pada siang hari, pada saat merasa nyaman, sehingga mereka menyadari kezaliman mereka. 

Pada saat kiamat telah tiba, dan akhirat telah datang, maka beruntunglah mereka yg telah banyak melakukan amal kebajikan sehingga timbangannya akan banyak, namun sebaliknya yg sedikit melakukan amal kebajikan akan memiliki timbangan yg ringan yg akan kalah dengan dosa-dosa yg sangat banyak, karena mengingkari ayat-ayat Alloh. 

Berayukurlah kepada Alloh yg telah menyediakan berbagai hal untuk penghidupan setiap manusia, sejak penciptaannya dahulu sehingga menjadi tubuh yg sempurna. 

Pada saat malaikat diminta bersujud kepada manusia mahluk yg sempurna, maka para malaikatpun bersujud, kecuali iblis. Iblis dengan rasa sombongnya tidak mau bersujud kepada Adam, karena diciptakan oleh Alloh dari Api, sedangkan manusia dari tanah. 

Sifat sombong sang iblis ini yg menyebabkan Alloh memerintahkan agar Iblis dikeluarkan dari Surga. Namun Iblis menawar agar diberi tangguh waktu sampai hari kiamat untuk menggoda manusia, yaitu akan menyesatkan manusia dari jalan Alloh. 

Iblis berjanji akan mendatangi manusia dari depan, belakamg, atas, dan bawah untuk menghalangi dari jalan Alloh, dan berjanji akan banyak sekali manusia yg tidak bersyukur kepada Alloh. 

Akhirnya Alloh mengusir Iblis dari surga dan mengancam kepada manusia yg mengikuti bisikan Iblis akan dimasukan ke Neraka bersama Iblis. 

Pelajaran bagi kita saat ini adalah, setiap godaan yg menjauhkan diri dari petunjuk Alloh pada dasarnya adalah hasil bisikan iblis dalam qolbu setiap manusia, maka sadarlah bahwa perang melawan hawa nafsu yg bertentangan dengan petunjuk Alloh dalam qolbu kita adalah perang terbesar dan terberat dibanding perang fisik manapun yg terlihat jelas musuhnya. 

Maka peliharalah qolbu, luruskan niat, dan jauhkan diri dari rasa sombong terhadap manusia dan tehadap Alloh, akan menyelamatkan diri dari bisikan Iblis. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |10 Desember 2020

Share:

Alloh Menjelaskan Berulang-ulang AyatNya

 

@alloh


 Juz 7 dimulai dari surat Al-Maidah ayat:83 sampai surat Al-Anam ayat:110. 

QS:Al-Anaam ayat:102-106,

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. 

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. 

Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). 

Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui. 

Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. 

Menegakan ketauhidan sangatlah sulit, tidak mudah menerangkan bahwa berhala yg dibuat musyrikin tidak akan memberi syafaat, baik di dunia maupun di akhirat. Tidak mudah meyakinkan hahwa Alloh tidak memilki anak, baik laki-laki atau perempuan, termasuk malaikat adalah mahluk Alloh seperti halnya manusia, jin dan setan, malaikat bukanlah anak perempuan Alloh. Juga mengubah cara fikir dan hati nurani qolbu untuk benar-benar berserah diri kepada Alloh bukan kepada kekuatan lain yg ditakuti, termasuk jabatan, harta, kedudukan, dll. 

Alloh bukan mahluk, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata yg bisa menagkap pantulan sinar yg berupa frekwensi tertentu dari sebuah materi. Alloh tidak dapat diraba dengan tangan karena bukan terbentuk dari materi yg berasal dari unsur tanah seperti manusia, hewan, tetumbuhan, bumi, dan langit. Alloh tidak dapat didengar dengan telinga karena bukan benda yg menghasilkan frekwensi suara dari setiap gerakannya. Tetapi Alloh mampu menciptakan semua itu dan melihat, mengatur, dan bahkan berbisik pada qolbu setiap mahluknya. Maka peliharalah qolbu agar tetap sensitif terhadap bisikan Alloh. 

Perhatikanlah bukti-bukti yg Alloh tunjukan melalui hasil ciptaannya, yg ada pada diri manusia, hewan, tetumbuhan, bumi dengan segala isinya, serta langit yg sangat luas. Semua itu adalah bukti yg sangat presisi, yg sangat rumit, yg sangat banyak, yang sangat menakjubkan, yg manusia pasti tidak dapat menirunya, apalagi menciptakannya. 

Baca Jjuga :

Semakin seseorang bertadzabur terhadap ciptaan Alloh, akan semakin dekat qolbunya dengan bisikan Alloh yg selalu datang, sehingga akan mendapat manfaat menuju jalan yg benar, namun sebaliknya mereka yg tidak pernah bertazdabur akan makin membatu dan tuli qolbunya untuk menerima bisikan kebenaran dari Alloh. 

Berulangkali Alloh menjelaskan dalam Al-Quran yg tertulis suatu keterangan, baik dalam satu surat ada dalam beberapa ayat yg berulang, malah ada lagi keterangan yg sama dalam surat yg lain. Bahkan keterangan dalam berbagai al-kitab berulang-ulang termasuk yg ada dalam Al-Quran pun banyak yg sama dengan yg ada dalam kitab lainnya. 

Lebih luas lagi, apa yg ada dalam kitab-kitab tersebut terjelaskan pula dalam Kauniyah, yg berupa ilmu pengetahuan yg terdapat pada setiap ciptaan Alloh yg sangat banyak di sekeliling manusia, bahkan yg terdapat pada diri manusia sendiri. 

Berulang-ulangnya keterangan Alloh tsb hanya akan bisa ditangkap oleh qolbu manusia yg mau berfikir Tafakur, sehingga bila manusia tetap musyrik, tetap kafir, tetap fasik, tetap qolbunya membatu dan buta, maka sangatlah keterlaluan dan pantaslah kalau akhirnya akan abadi berada di neraka, sebagai tempat seburuk-buruk untuk kembali  . .   na'udzubillahi min dzalik. 

Semoga mendapat pelajaran . . Aamiin. 

Wallohu Alam |Rudi Rubiandini |09 Desember 2020

Share:

Penegak Keadilan, Tidak Munafik

#penegak Keadilan


Juz-5 dimulai dari surat An-Nisa ayat ke-24 sampai ke-147. 

QS: An-Nisaa ayat:135,

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. 

QS: An-Nisaa ayat:138-139,

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,

(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. 

Adil adalah kata yang paling sulit dilaksanakan, sehingga Alloh mewanti-wanti untuk mengajak manusia menjadi Penegak Keadilan bukan berarti berlaku kepada polisi, jaksa, hakim yg secara jabatan sebagai penegak keadilan, yg kebetulan saat ini susah para penegak keadilan di segala bidang termasuk pada diri setiap manusia, dihimbau menjadi penegak keadilan yg benar-benar adil. 

Hal serupa adalah menjadi saksi juga sulit menemukan saksi yg benar dan adil, sehingga dihimbau sebagai saksi yg adil terhadap diri sendiri, bagi kerabat, bagi orang tua, atau bagi orang2 yg disukai sekalipun, juga tidak boleh membedakan dari status sosial, kayak-miskin, sehingga berlaku tidak adil menjadi saksi yg benar.

Yang menjadi sulit adalah karena, perasaan dan hawa nafsu akan turut dalam pengambilan keputusan dalam bersaksi dan dalam keadilan, yg tidak jarang bisa menyimpang dari kebenaran karena memutarbalikan kata-kata, atau bisa juga tidak berkenan menjadi saksi yang benar dan adil. 

Yang paling dekat dengan ketidak-adilan adalah kemunafikan. Karena Munafik bila berbicara dia dusta, bila berjanji dia ingkar, dan bila diberi amanah dia khianat. Sehingga akan sulit orang munafik menjadi saksi yg benar, bahkan hanya untuk dirinya sendiri. 

Baca Juga :

Maka dilarang seseorang mengambil orang kafir menjadi teman-teman penolong tanpa mendahulukan orang-orang mukmin, seolah-olah akan lebih beruntung mendapat kekuatan atau keuntungan bila menjadi bagian dari barisan atau kelompok orang kafir yg menolong tsb. 

Padahal Alloh akan memberi siksaan yg pedih bagi orang kafir di akhirat kelak, karena perbuatan kafir itu akan mengakibatkan banyak perbuatan dosa, karena Alloh maha mengetahui segala perbuatan yg dilakukan, dan diperbuat setiap manusia. 

Pelajaran yg diambil adalah, belajar terus mendidik diri menjadi adil dalam bersaksi, dalam berbuat, akan menjadi pintu awal menjauhkan diri dari sifat munafik yg dibenci Alloh. Mulai dari adil pada diri sendiri sebelum kepada orang lain. Adil dalam mengatur waktu, jangan berlebih-lebihan, walau untuk beribadah ritual sekalipun, semua harus seimbang karena ada porsinya untuk mampu beramal, berinfak, bersodakoh, membantu orang lain, menjadi rahmatan lil alaamiin, yg tidak bisa dicukupi hanya dengan terus-menerus melakukan ibadah ritual yg berlebihan. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |07 Desember 2020


Share:

Doa Akhirat

 

#doa

Juz-4 dimulai dari surat Ali-Imron ayat:92 sampai An-Nisa ayat:24. 

QS:Ali-Imron ayat:147,

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". 

QS:Ali-Imron ayat:191 - 94,

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. 

Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. 

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. 

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji". 

Para nabi pada saat berperang menghadapi kaum kafir, kadang didampingi banyak pengikutnya yg bertaqwa, tapi tidak dijamin meraih kemenangan. Namun mereka tidak menjadi lemah pada saat ditimpa bencana, tidak patah semangat, atau menyerah kepada musuh, karena Alloh mencintai orang-orang yg sabar. 

Baca Juga :

Dalam situasi tsb, mereka berdoa kepada Alloh memohon ampunan dosa-dosa dan tindakan yg melampaui batas, memohon ditetapkan Iman, serta pertolongan menghadapi kaum kafirin. 

Begitupun bagi mereka yg berakal yg menggunakan fikirannya untuk melihat dan memahami berbagai ciptaan Alloh yg sangat banyak, yg ada di sekeliling kita atau yg terlihat, kemudian mengingat Alloh sang penciptanya, baik sambil duduk, berdiri, atau berbaring, akan berdoa dan menyadari bahwa tidak ada yg sia-sia segala ciptaan Alloh, baik yg saat ini terasa bermanfaat atau membantu atau menyenangkan, atau sesuatu yg belum dirasakan manfaat atau tidak menyenangkan sama sekali, hanya mungkin manusia belum menemukan hikmah dari penciptaan Alloh tsb. 

Berdoa dilakukan karena keimanan, sehingga sadar akan permohonan pengampunan dosa-dosa, dan kesalahan, serta saat mati bersama orang-orang yg berbakti, yaitu husnul khotimah, karena menyadari mereka yg masuk neraka adalah mereka yg dihinakan Alloh. 

Sehingga tidak henti-hentinya berdoa memohon kepada Alloh untuk mendapat syafaat untuk masuk Surga, jauhkan dari Neraka yg menghinakan. 

Pelajaran yg dapat diambil bahwa,  dalam setiap kegiatan apapun, selalu diakhiri dengan doa untuk akhirat, karena urusan duniawi sudah ditentukan Alloh pada setiap takdirnya, hanya tinggal menyadari segala hikmah dan manfaatnya, karena Alloh tidak menciptakan dan mentakdirkan sesuatu dengan sia-sia. 

Dengan kesadaran tsb, maka akan muncul keikhlasan saat menerima musibah, akan bersyukur dan mengagungkan Alloh saat menerima karunia, dan akan makin merasa kecil saat bertadzabur menikmati segala ciptaan Alloh yg maha besar, maha hebat, maha banyak, maha komplek, maha teratur, maha presisi, dan maha canggih, yang manusia tidak akan mampu menciptakannya walau hanya meniru sebagiannya. . . . Allohu Akbar. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |06 Desember 2020

Share:

Cara infaq & Sodaqoh yang prima

  

#infaq

Juz-3 dimulai dari surat Al-Baqoroh ayat:253 sampai surat Ali-Imron ayat:91.

Pada bagian akhir surat Al-Baqoroh, diceritakan tentang kelebihan masing-masing Rosul, kebesaran Alloh yang maha kuasa atas segala sesuatu, anjuran untuk bersodaqoh, berinfak, menjauhi Riba, tatacara berhutang, dll. 

Mengenai Cara infaq & Sodaqoh yang prima disampaikan dalam 4 buah ayat yang saling menguatkan. 

QS:Al-Baqoroh ayat:262,

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 

Setelah disampaikan pada ayat ke-261 orang yang berinfak mendapat pahala berlipat-lipat, diumpamakan sebiji benih menjadi 700 buah. Tapi apakah semua yang berinfak mendapatkan berlipat-lipat seperti itu ? 

Pada ayat ke-262 dijelaskan yang akan menerima pahala berlipat-lipat itu hanyalah orang berinfak atau sodaqoh tanpa menyebut-nyebut pemberiannya tsb kepada orang lain, apalagi mengumumkannya. Juga caranya tidak boleh sampai yang penerima tersinggung, baik karena ucapan atau tindakan kita. 

QS:Al-Baqoroh ayat:263,

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. 

Ditegaskan lagi pada ayat ke-263, bahwa bila berinfak atau sodaqoh dilakukan dengan menyakiti perasaan penerima, tidak lebih baik dari hanya sebuah perkataan yang baik atau pemberian maaf. 

Baca Juga :

Maksudnya tanpa berinfak dan sodaqoh saja, asal berkata baik dan memaafkan akan mendapatkan pahala lebih baik daripada berinfak dan sodaqoh yg diiringi menyakiti perasaan sang penerima. 

QS:Al-Baqoroh ayat:264,

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. 

Dalam ayat ke-264, disampaikan mereka yang berinfak dan sodaqoh dengan riya sama dengan yang menyakiti sang penerima, maka pahalanya akan punah, dan diumpamakan bagai bersihnya batu licin yang terkena hujan sehingga tanah diatasnya (dikiyaskan sebagai pahala)  akan mudah hilang dan bersih dari batu licin saat terkena air hujan. 

QS:Al-Baqoroh ayat:271,

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

Pada ayat ke-271 kita akan lebih baik untuk menyembunyikan pemberian kita (Infak atau sodaqoh) kepada orang-orang fakir, walaupun menampakannya masih tetap mendapat pahala, tetapi bila diiringi dengan riya (pada ayat sebelumnya) bisa saja menjadi hilang pahala tsb. 

Jagalah infak atau sodaqoh kita dengan cara tidak menyakiti hati penerima, tidak menampakannya (tidak menyebut-nyebut), dan tidak riya (memamerkannya), agar pemberian kita menjadi prima dimata Alloh Swt. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |12 September 2019

Share:

SELAMAT DATANG

Translate

ARTIKEL POPULER

Artikel Bermanfaat Bagi Kehidupan

POSTINGAN TERBARU

Analisa GOLD 26 Nopember 2021

mari kita simak XAUUSD dalam 1 Jam untuk menentukan Level harga Support dan Resistance intraday berikut: Resistance2 (R2) : 1812...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Label Clouds