*Tauhid Bagai Cahaya Dalam Kegelapan *

 

#tauhid

Juz-3 dimulai dari surat Al-Baqoroh ayat:253 sampai surat Ali-Imron ayat:91. 

QS:Al-Baqoroh ayat:255-257,

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. 

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 

Alloh adalah pelindung bagi orang-orang yg beriman. Maksud pelindung tidak hanya diartikan dalam hal fisik yg terlihat, seperti terlindung dari azab, terlindung dari kecelakaan, terlindung dari kemiskinan harta, tetapi jauh lebih dalam lagi yaitu pelindung dari bisikan setan yg terasa indah dan membuai padahal menggiring ke Neraka. 

Baca Juga :

Orang yang beriman kepada Alloh yaitu yang bertauhid bagaikan mendapat cahaya dalam kegelapan sehingga dapat terhindar dari hal yg menjerumuskan, dari menabrak berbagai rintangan, karena diberi tuntunan dan petunjuk serta berbagai larangan yg menyelamatkan. 

Sedangkan orang kafir yg selalu mendengar bisikan setan, bagaikan digiring pada gelepan yg tidak mengetahui bahaya dan rintangan yg akan dilaluinya, semuanya terasa aman dan nyaman, padahal sedang tergiring menuju neraka. 

Alloh yang maha Esa, tidak ada Tuhan yg lain yang memiliki kekuasaan dan kemampuan, diantaranya : 


  1. Maha Hidup, terus menerus mengurus MahlukNya, tidak pernah lelah,  mengantuk, dan tidak tidur. Semua kejadian telah direncanakanNya, ditakdirkannNya, setiap aksi-reaksi, sebab-akibat yg menjadi ilmu pengetahuan dalam Kauniyah adalah hasil ciptaan dan kreasi Alloh. Sehingga begitu teratur, presisi, dan sempurna, seperti hadirnya gravitasi (gaya tarik) bumi sehingga laut tidak tumpah, air di sungai mengalir, gunung tetap kokoh, bergeraknya angin, naiknya uap dan jatuhnya air hujan, dll. 
  2. Maha Memiliki, semua yg ada di bumi dan di langit, dari sejak penciptaannya sampai masa kehancurannya, setiap sel dan zat adalah milik Alloh walau berubah dalam berbagai bentuk dan berbagai fungsi, berubah dalam ukuran, dalam kegunaan, dan dalam berbagai manfaat. Seperti dari mineral dalam tanah dan batu berubah jadi makanan tetumbuhan dan mahluk hidup, kemudian berubah menjadi makanan satu mahluk kepada mahluk lainnya seperti sebuah life Cycle (lingkaran kehidupan), tetapi tetap semuanya milik Alloh. 
  3. Maha Mengetahui, tidak akan ada yg luput dari catatan Alloh walau dalam tempat yg tidak diketahui manusia sekalipun. Apalagi tentang ilmu Alloh yg sangat banyak yg ada di langit dan di bumi, sedang manusia walau seorang professor pun hanya mengetahui sebagian kecilnya saja. 
  4. Pemberi Pertolongan, syafaat hanya milik Alloh, walaupun yg syareatnya melalui tangan manusia atau mahluk Alloh lainnya, tetapi hakekatnya hanya karena izin Alloh sebuah syafaat akan ada. 

Karena beriman kepada Alloh Tauhid adalah bagai sebuah cahaya, yg membuat jelas jalan mana yg benar dan mana yg sesat, bagaikan memegang tali yg tidak akan putus, tentunya bagi yg mengetahuinya akan pasti memilih Agama Islam sebagai petunjuk dalam bertauhid, tidak ada paksaan. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini

Share:

Berhaji sebagian dari Syi'ar Agama Alloh

 

#haji #berhaji

Juz -2 dimulai dari surat al-Baqoroh ayat:142 sampai ayat:252. 

Al-Baqoroh ayat:158,

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. 

Berbagai ragam Ibadah diwajibkan dan disunatkan kepada Umat Islam sebagai penghambaan atas Iman kepada Alloh yg dipegang erat. Ibadah wajib terkumpul dalam rukun Islam, yaitu merupakan perbuatan atau amalan yang berbentuk fisik, sedangkan rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah atau keyakinan yang ada di dalam hati. 

Rukun Islam terdiri dari lima amalan :

  1. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat, yaitu persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
  2. Mendirikan Salat 5 waktu, yaitu Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya.
  3. Berpuasa di Bulan Ramadhan, satu bulan penuh agar mencapai ketakwaan. Di antara hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, menumbuhkan rasa empati terhadap orang yang kelaparan sehingga terdorong hati kita untuk membantu orang yang kurang mampu.
  4. Membayarkan Zakat, yaitu zakat fitrah yang dikeluarkan pada bulan Ramadan, ada juga zakat mal yaitu zakat yang dikeluarkan berdasarkan hasil niaga atau penghasilan, setelah melewati Nisab (batas minimum untuk menjadi wajib dilaksanakan).
  5. Pergi Haji ke Baittulah di Mekkah bagi yang mampu secara fisik dan finansial. Pergi haji wajibnya dilakukan satu kali seumur hidup. 

Ada beberapa Ibadah wajib yg berlaku pada semua umat tanpa kecuali seperti Bersyahadat dan Solat, namun ada yg boleh ditinggalkan ketika sudah tidak mampu melakukannya dan bisa diganti dengan fidyah, yaitu puasa, namun ada yg menjadi wajib ketika memenuhi syarat tapi dibebaskan ketika tidak tercapai syaratnya, yaitu membayarkan zakat dan menunaikan Haji. 

Pergi berhaji adalah Ibadah dalam rukun Islam yang berupa Syi'ar, yaitu agar agama Alloh diketahui dan tersebar kepada mereka yg belum beriman, dan mengokohkan mereka yg sudah beriman, seperti pelaksanaan Solat Jumat berjamaah, pergi dan pulang dari solat Idul Fitri dan Idul Adha tidak pada satu jalur dan dilaksanakan di lapang terbuka, dan pelaksanaan ibadah haji yg sangat terbuka dan terekpos ke seluruh dunia saat pelaksanaannya. Sementara ibadah dan amalan lainnya harus dilakukan dengan sangat pribadi dan tidak dilakukan dengan riya, yaitu hanya dirinya dan Alloh yg mengetahui. 

Salah satu rukun dalam melaksanan Haji adalah Sa'i yaitu berjalan dan berlari kecil tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah. Alloh mengungkapkan dengan perkataan tidak ada dosa karena sebagian sahabat merasa keberatan mengerjakan Sya'i, karena tempat sya'i itu bekas tempat berhala, dan pada masa jahiliyah pun tempat ini digunakan sebagai tempat Sa'i. 

Baca Juga :

Adapun Tawaf yaitu berdoa sambil berjalan mengelilingi Ka'bah menjadi pemandangan yg sangat menakjubkan sehingga bisa mendekatkan diri kepada Alloh bagi yg menikmatinya, baik secara langsung ataupun melalui layar TV sekalipun yg terpancar ke seluruh dunia. 

Begitupun prosesi Wukuf di padang Arofah, dengan pemandangan tidak terbatas manusia tanpa ada perbedaan status, jabatan, kekayaan, semuanya sama hanya berpakaian ihrom sambil bertakbir, tahmid, tasbih secara serentak. 

Mabit yaitu berdiam diri di mudzdalifah dan di Mina, serta melempar Jumroh adalah aktualisasi keimanan yg pasrah pada perintah, walaupun penuh dengan lelah dan kesulitan yg dialami. 

Melakukan pemotongan hewan Hadyu sebagai bagian dari pengorbanan dan empati pada sesama. 

Semoga kita termasuk yg terpilih untuk melaksanakan Syiar agama Islam, termasuk berhaji ke Baitulloh . . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |04 November 2020

Share:

Rezeki di Bumi dan di langit

#rejekibumi

 
 

Juz ke-1 yang dimulai dari surat Al-Fatihah yang berisi khusus masalah Ketauhidan dilanjutkan dengan surat Al-Baqoroh. 

Dalam surat Al-Baqoroh melanjutkan firman-firman tentang ketauhidan yang diawal surat tsb juga disampaikan tentang Kauniyah mengenai Disediakannya rezeki di Bumi dan di Langit, serta kejadian Bumi dan proses penciptaan manusia sampai di akhirat kelak. 

QS:Al-Baqoroh ayat:21, Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, 

QS:Al-Baqoroh ayat:22, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. 

Ayat ke-21 mengajak manusia untuk Bertauhid  menyembah Alloh Swt dan Bertaqwa. Ditekankan bahwa yang menciptakan manusia itu adalah Alloh. 

Kemudian dalam ayat ke-22 difirmankan tentang dijadikannya bumi, sebagai pijakan / hamparan, dan langit dengan segala isinya sebagai atap bagi kehidupan manusia. 

Kebutuhan air bagi manusia disiapkan dari langit dengan proses menurunkan air hujan, dengan air hujan itu pula selain dipakai manusia, juga dipakai tumbuhan untuk proses hidupnya, juga untuk membawa sari makanan kedalam akar-akarnya. 

Dengan adanya tetumbuhan yang berkembang biak, maka akan dihasilkan buah-buahan dan makanan yg bisa dikonsumsi manusia. 

Alhirnya manusia tercukupi seluruh rezekinya, baik berupa air, makanan, buah-buahan, hewan potong, ikan, dll. 

Maka pantaslah kalau kita bersyukur dan mengucap Alhamdulillah 

Baca Juga :

Pada ayat ke-28, Manusia berproses dari kondisi benda Mati berupa air mani, kemudian dihidupkan dan menjalani segala perbuatan di atas bumi, kemudian dimatikan sebagai akhir dari amal-perbuatan yanh dicatat, dan akhirnya akan dihidupkan kembali di alam Akhirat dengan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selama di bumi. 

Pada ayat ke-29, ditegaskan kembali bahwa Alloh yang menciptakan segala sesuatu di bumi sebagai rezeki bagi manusia, begitu pula diciptakannya tujuh lapis langit oleh Alloh Swt. 

QS:Al-Baqoroh ayat:28, Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan ? 

QS:Al-Baqoroh ayat:29, Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. 

Wallohu Alam |Rudi Rubiandini

Share:

Kauniyah Agar Manusia Berfikir, Kemudian Beriman

  

#berfikir

Juz-30 yang dimulai dari surat An-Nabaa dan berakhir pada surat  An-Naas. 

QS:Abasa ayat:12-23,

maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. 

Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?

Dari apakah Allah menciptakannya?

Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.

Kemudian Dia memudahkan jalannya.

kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. 

Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya, 

Alloh telah memberi wahyu melalui Malaikat kepada nabi Muhammad, untuk disampaikan kepada manusia, dengan bahasa manusia yg mudah dimengerti, sehingga saat itu menggunakan bahasa Arab kepada para sahabatnya. 

Kemudian ditakdirkan Alloh berikutnya di jaman Kekhalifahan Utsman dikumpulkan dan disusun berupa mushaf , kitab seperti yg dapat kita baca. 

Kemudian oleh para penyebar agama yaitu para Ulama dan Para Ustadz diterjemah, dan ditafsirkan oleh para Imam dengan bahasa yg berlaku pada setiap umat di seluruh dunia dengan menggunakan bahasa ibu masyarakat masing-masing. 

Baca Juga :

Kitab Al-Quran membawa banyak kemuliaan, karena memberi petunjuk yg benar, memberi jalan pada keselamatan, dan memberi rambu-rambu agar manusia tidak masuk pada kecelakaan. 

Tetapi manusia banyak yg kufur, yaitu menolak kebenaran walaupun sudah mengetahuinya. 

Alloh menunjukan dengan jelas dan banyak sekali dalam Al-Quran ayat-ayat yg berhubungan dengan Kauniyah, dan pada Alam Semesta, di langit, di bumi, pada tetumbuhan, pada hewan, dan pada diri manusia sendiri terdapat banyak sekali ilmu Kauniyah yg harusnya mampu meningkatkan keyakinan kepada Alloh sang pencipta segala sesuatu. 

Dalam syareatnya Alloh menciptakan manusia dari setetes mani, kemudian setelah bertemu dengan telur dalam rahim perempuan, terjadilah proses pembetukan kehidupan dengan berbagai fase dan tingkatan, mulai membentuk zigot, seonggok daging, kemudian menjadi bayi yg sudah lengkap dengan tulang, daging, kulit, serta bentuk tubuh, selanjutnya diberikan roh sehingga hidup, sempurna, dimudahkan selama di dalam perut ibu dengan persediaan makanan dalam plasenta saat proses membesar, kemudian dimudahkan lahir ke bumi. 

Setelah lahir, sang bayi kemudian diberi pendengaran, penglihatan, dan indera lainnya sehingga bisa berinteraksi dengan lingkungan, mulai dewasa diberikan hati yang mampu menerima bisikan kebaikan yg disebut qolbu, namun bisa juga menerima godaan bisikan setan melalui qolbunya, maka dengan bekal segala perangkat pengetahuan dan kemampuan otaknya, manusia bisa menjalani hidup beserta takdir dan rizkinya yg telah disediakan Alloh. Serta melakukan amalan selama hidupnya. 

Sampai pada saatnya, manusia kemudian dimatikan, dan jasadnya dikuburkan, rohnya kembali kepada Alloh, Jiwa yg pernah mengalami hidup bersama jasad akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya kelak saat manusia kembali dikumpulkan di akhirat. 

Alloh mengingatkan dengan kauniyah tersebut, bahwa manusia selama hidup harus mengikuti perintah Alloh dan menjaga diri dari laranganNya. 

Namun kebanyakan manusia tidak memperhatikan sama sekali proses yg sudah Alloh ciptakan, begitu rumit, begitu sempurna, begitu sulit untuk ditiru oleh manusia, bahkan hanya untuk satu tahapannya saja, atau satu jenis kemampuan indera yg terbentuk, manusia hanya pandai memakainya saja, padahal untuk meniru sekalipun salah satu ciptaan Alloh tidak akan mampu. . . Allohu Akbar. 

Dalam berbagai ayat dan surat dalam Al-Quran berkali-kali diperintahkan untuk Berfikir, yaitu menggunakan otak untuk mempelajari Kauniyah sehingga beriman dan makin kuat bertakwa kepada Alloh. 

Semoga kita termasuk golongan yg mau mengerti isi dalam Al-Quran dan memahami Kauniyah pada Alam semesta . . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |02 November 2020

Share:

Contoh Azab sebagai Kiamat kecil

 

#kiamatkecil

Juz-29 dimulai dengan surat Al-Mulk ayat:1 sampai Al-Mursalat ayat:50. 

QS: Al-Haaqqoh, ayat:4-12, 

Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat.

Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. 

Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,

yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). 

Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.

Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. 

Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. 

Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. 

Kaum Tsamud, menolak mengikuti ajakan nabi Saleh dan menghinanya sebagai pendusta, karena menganggap seorang nabi adalah manusia biasa diantara mereka, sehingga hanya orang gila yg mau mengikutinya dan termasuk orang sesat. 

Maka Alloh mengirim azab berupa suara yg sangat keras mengguntur sampai mengakibatkan manusia menjadi seperti batang-batang pohon yg kering dan lapuk, karena getaran suara yg sangat keras tadi. 

Kaum Ad mendustakan peringatan Alloh, maka Alloh memberi Azab berupa angin yg sangat kencang yg membuat mereka bergelimpangan, bagaikan pohon-pohon yang runtuh tercerabut dari akarnya.

Anging kencang tersebut terasa sangat dingin, dan terjadi selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus. 

Alloh mewahyukan kepada nabi Nuh untuk membuat kapal dengan petunjuk pembuatan yang sempurna dalam bentuk wahyu kepada nabi Nuh, dan kemudian setelah selesai dan setelah kaum dan hewan terpilih dimasukan kedalam kapal tsb, Alloh mendatangkan hujan yg sangat lebat dari langit, dan mengeluarkan air dari sumber-sumber air sampai terjadi banjir yang sangat dahsyat sampai menenggelamkan kaum kafir yang ingkar. 

Baca Juga :

Semua azab pada suatu kaum yg diabadikan dalam Al-Quran ditujukan kepada manusia untuk menjadi pelajaran agar manusia benar-benar beriman dan tidak mengabaikan perintah Alloh. Bila pembandelan terjadi pada suatu kaum secara bersama-sama maka Alloh memberi azab sampai menghapuskan kelompok mereka, sehingga digantikan dikemudian hari dengan kelompok maunia yg mau beriman. Namun ternyata selalu berulang dan berulang. 

Sedangkan bila yg membandel adalah perseorangan, maka Alloh hanya memberikan azab kepada perseorangan tidak secara bersama-sama. Adapun azab tersebut lebih pada sifatnya peringatan agar manusia tsb segera kembali ke jalan yg benar. 

Namun sebagai ujian, juga kadang Alloh berikan kepada mereka yg beriman, untuk menguji ketakwaannya. 

Yang paling berbahaya dan tidak terasa adalah bila diberi ujian yg sifatnya menyenangkan yaitu istidraj sehingga bukannya manusia kembali kepada jalan yg benar, malah makin terlena, krn merasa seolah-olah disayang Alloh. 

Sebenarnya, berbagai azab yg selama ini diturunkan alloh, baik kepada sekelompok manusia, atau kepada perorangan, hanya sebagai contoh kiamat kecil. Karena kiamat qubro yg sebenarnya akan jauh lebih dahsyat dan mengerikan dalam waktu yg sangat singkat, seperti hanya meniup terompet sangkakala. 

Dan setelah kiamat, segalanya tertutup dan tidak akan ada lagi perubahan dalam perhitungan amal perbuatan. 

Semoga kita tidak terlambat untuk memperbaiki diri, dan menambah amal kebaikan. . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |01 November 2020

Share:

Terimalah Perempuan yang Berhijrah.

 

#hijrah #hijab #kerudung

Juz-28 dimulai dari surat Al-Mujadilah ayat:1 sampai surat At-Tahrim ayat:12. 

QS-Muntahanah ayat:10,

Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 

QS-Muntahanah ayat:12,

Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Alloh memerintahkan Rosul untuk menerima bai'at (janji setia) dari perempuan-perempuan mukmin, yaitu perempuan yg datang untuk berhijrah menjadi beriman kepada Alloh dan RosulNya. Namun Rosul diperintah untuk menguji keimanan mereka. 

Adapun mereka harus memenuhi ciri-ciri perempuan beriman, diantaranya :

  1. Tidak akan mempersekutukan sesuatu apapun dengan Alloh.
  2. Tidak akan mencuri.
  3. Tidak akan berzina
  4. Tidak akan membunuh anak-anaknya.
  5. Tidak akan berbuat dusta yg mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, yaitu pengakuan-pengakuan palsu mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti tuduhan berzina, tubuhan anak haram kepada orang lain, dll.
  6. Tidak mendurhakai dalam urusan yg baik. 

Menerima bai'at tsb adalah memohonkan ampunan untuk mereka kepada Alloh, dan  tidak mengembalikan mereka kepada suami-suami mereka yg kafir.

Kini perempuan yg sudah beriman tsb menjadi haram bagi laki-laki kafir, namun harus membayarkan kembali mahar kepada suami yg kafir tsb sebesar mahar yg dulu pernah suami tsb berikan kepada perempuan yg telah beriman tsb. 

Baca Juga :

Juga perempuan yg telah beriman itu halal untuk dinikahi dengan dibayar mahar seperti layaknya suatu pernikahan. 

Bila dari satu keluarga suami istri, kemudian sang istri telah berhijrah menjadi beriman sementara sang suami tetap bersikukuh memegang kekafiran, maka membolehkan pihak suami tsb untuk meminta pengembalian mahar mereka, yg artinya melepaskan sang perempuan untuk terbebas dan bercerai dengan suaminya yg kafir. 

Kalaupun sebaliknya, sang suami sudah berhijrah, sementara sang istri tetap bersikukuh dalam kekafiran, maka dianjurkan untuk melepas tali pernikahannya. 

Begitulah situasi yg terjadi pada saat jaman Rosululloh melakukan syiar Islam dimulai dari dalam keluarga. 

Kinipun sangat penting saat membangun keluarga untuk saling mengingatkan untuk berhijrah mulai dari hal-hal kecil, dalam berbagai urusan bukan hanya dalam 6 hal mendasar seperti tsb diatas, saling memaafkan dan menghargai usaha hijrah dari setiap insan, yg memang tidak mudah memiliki niyat untuk berhijrah dan melaksanakannya, walaupun hal kecil sekalipun. 

Mahalnya seseorang untuk berhijrah, sampai-sampai Alloh mengingatkan Rosululloh, yang hakekatnya memerintahkan kita sebagai umatnya untuk melaksanakan perintah Alloh untuk menerima hijrah seseorang. 

Semoga setiap hari, memilki satu langkah kecil menuju jalan hijrah . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |31 Oktober 2020

Share:

Kaum Ad dan Tsamud Mendustakan Al-Quran yg Memberi Peringatan


 

#ads

Juz ke-27 dimulai dari Surat Az-Zariyat ayat:31 sampai surat Al-Mujadilah ayat:29. 

QS: Al-Qomar ayat:17-19,

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? 

Kaum 'Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. 

Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, 

QS: Al-Qomar ayat:23-26,

Kaum Tsamudpun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu).

Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". 

Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. 

Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. 

QS: Al-Qomar ayat:31,

Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. 

Alloh menyampaikan peringatan melalui Al-Quran dengan pertanyaan Adakah yg mau mengambil pelajaran dari Al-Quran ?. 

Alloh mengajak manusia untuk mempelajari Al-Quran agar setiap manusia mendapat peringatan. Peringatan pasti akan menyelamatkan bila manusia mengikutinya, seperti halnya peringatan rambu-rambu di jalan raya menjadikan setiap pengemudi selamat dari jurang yg dalam, dari tikungan yg tajam, dari tanjakan dan turunan yg tiba-tiba, dari persimpangan jalan raya, dari lalu-lalangnya anak sekolah, dari licinnya jalan, dari menyempitnya jalan, dan dari berbagai hal yg dapat mencelakakan. 

Tentunya peringatan tsb harus dimengerti dahulu maksud sebenarnya, bila rambu jalan berupa gambar dan simbol yg harus dipelajari, sedang peringatan dari Alloh harus dimulai dengan membaca perkataan Alloh dengan bahasa yg dimengerti, karena Alloh saat menyampaikan kepada golongan manusia, kepada nabi Muhammad dan para pengikutnya yg berbahasa Arab yg dikumpulkan dalam bentuk Mushaf Al-Quran. 

Maka karena bahasa ibu tiap bangsa bukan berbahasa Arab, maka harus minta bantuan kepada para Ulama atau Ustadz yg memang belajar tajwid, harokat, nahyu, dan sorof untuk menterjemahkan Al-Quran, atau membaca hasil tarjamah dan tafsirnya dari berbagai Imam yg sudah berbahasa yg dimengerti. 

Barulah berusaha untuk mengerti kaitan satu ayat dengan ayat lainnya dalam berbagai surat, bahkan dilengkapi dengan keterangan yg ada dalam hadits. Barulah difikirkan dan dipilah serta diyakini pesan-pesan Alloh tsb dalam Al-Quran untuk dilaksanakan, maka Insya Alloh manusia akan selamat dalam perjalanannya menuju akhirat. 

Namun bila mendustakan petunjuk dan peringatan, serta rambu-rambu Alloh maka Alloh bisa memberikan Azab kepada segolongan kaum, atau perorangan, atau hanya berupa peringatan agat manusia tersadar. 

Kaum Ad mendustakan peringatan Alloh, maka Alloh memberi Azab berupa angin yg sangat kencang yg membuat mereka bergelimpangan, bagaikan pohon-pohon yang runtuh tercerabut dari akarnya. 

Baca Juga :

Begitupun kaum Tsamud, menolak mengikuti ajakan nabi Saleh dan menghinanya sebagai pendusta, karena menganggap seorang nabi adalah manusia biasa diantara mereka, sehingga hanya orang gila yg mau mengikutinya dan termasuk orang sesat. 

Maka Alloh mengirim azab berupa suara yg sangat keras mengguntur sampai mengakibatkan manusia menjadi seperti batang-batang pohon yg kering dan lapuk, karena getaran suara yg sangat keras tadi. 

Azab yg diturunkan bisa juga datang pada setiap orang, tidak selalu pada suatu kaum, yaitu ketika Alloh melihat orang tsb tidak bisa lagi diberi peringatan atau diberi petunjuk apapun, bisa berupa kesulitan yg tidak henti-hentinya atau sebaliknya diberi istidradj yaitu kesenangan duniawi atau kenikmatan dan kemudahan duniawi tetapi makin menjauhkan dari amal baik dan takwa kepada Alloh. . na'udzubilah 

Semoga mendapat pelajaran . . Aamiin. 

Wallohu Alam |Rudi Rubiandini |30 Oktober 2020


Share:

Beriman hasilnya lebih baik dimata Alloh

  

#alloh

Juz-26 dimulai dari surat Al-Ahqaf ayat:1 sampai surat Az-Zariyat ayat:30. 

QS:Al-Fath ayat:28-29,

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. 

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. 

Alloh telah mengutus RosulNya untuk memberi petunjuk dan menyampaikan agama yg benar, sehingga menjadi agama yg dianut manusia yg sebelumnya menganut agama-agama lain sebelumnya telah diikuti oleh nenek-moyang secara turun menurun. 

Rosul Muhammad adalah utusan Alloh, dan dalam menegakan agama Islama bersama para pengikutnya, sangat tegas menghadapi orang-orang kafir, tetapi memiliki kasih sayang diantara mereka orang - orang yg beriman. 

Mereka melakukan ibadah dengan baik sesuai petunjuk, melakukan rukuk, sujud dengan niyat benar-benar penuh pengabdian yg memohon karunia dan keridoan Alloh. 

Baca Juga :

Mereka yg melakukan ibadah dengan bernar tsb, dikiyaskan sampai-sampai dapat terlihat cahaya dari wajahnya sebagai tanda-tanda orang yg soleh dan beriman dengan baik yg melakukan ibadah dengan benar. 

Kiyas yg sama juga permah disampaikan dalam kitab Taurat maupun Injil, yaitu seperti benih yg mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya. 

Sehingga tanaman tersebut menyenangkan hati penanam-penanamnya. 

Kiyas tersebut, sebagai gambaran bahwa Alloh memberi kekuatan kepada kaum mukmin sehingga hati orang-orang kafir menjadi jengkel melihat kekuatan orang mukmin. Karena sebenarnya Alloh telah menjajikan ampunan dan pahala yg besar kepada kaum mukmin yg mengerjakan kebajikan diantara mereka. 

Namun pahala dan kebaikan bagi kaum mukmin tidak hanya dipertunjukan di dunia, malah yg paling besar pahala yg akan diterima di akhirat kelak, berupa Surga, sebagai sebaik-sebaik tempat kembali. 

Semoga Alloh terus memberi hidayah kepada kita untuk terus melakukan kebajikan pada sesama dalam dasar iman yg kuat . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |29 Oktober 2020

Share:

Sulit Meninggalkan Budaya Nenek Moyang.

 

#nenekmoyang



Juz ke-25 dimulai dari surat Al Fussilat ayat ke-47. 

QS:Az-Zuhruf ayat:23-24,

Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". 

(Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya". 

QS:Az-Zuhruf ayat:26-29,

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". 

Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. 

Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al Quran) dan seorang rasul yang memberi penjelasan. 

Golongan yg percaya pada agama yg dibawa nenek moyang, dan mengikuti petunjuk agama yg dibawa neneng moyang tsb sering sulit menerima agama baru yang membawa tauhid, mereka lebih nyaman hanya menganut agama secara turun temurun, bukan dari mempelajari sendiri. 

Para pemimpin, orang-orang kaya dan yg hidupnya sudah nyaman bermewah-mewah adalah orang-orang yg menjadi parameter masyarakat pada umumnya, yang dicontoh oleh para pengikutnya. 

Sementara mereka hanya lebih suka menganut agama yg dianut oleh orangtua dan nenek moyang mereka sebelumnya. 

Baca Juga :

Ketika disampaikan agama yg membawa petunjuk oleh para Rosul, mereka tetap lebih nyaman dan memilih agama nenek moyang mereka, dan tetap mengikuti jejak nenek-moyang mereka. Dan mereka dengan terang-terangan menolak dan mengingkari agama yg dibawa para rosul yg memberi penerangan ke jalan yg benar. 

Sejarah penolakan agama baru dan lebih memilih agama nenek moyang, diabadikan dalam Al-Quran, menolaknya ayah dari nabi Ibrohim yg dengan tegas keras menolak ajakan nabi Ibrohim untuk menganut agama Tauhid dan meninggalkan agama nenek moyang yg melakukan syirik menyembah berhala. 

Nabi Ibrohim adalah pembawa agama Tauhid, yg kemudian diikuti oleh keturunannnya, dan bahkan Nabi-nabi dari agama Samawiyah semuanya adalah keturunan dari nabi Ibrohim. 

Alloh turunkan para nabi Rosul sebagai pembawa peringatan setelah Alloh memberikan kenikmatan dan kemewahan pada suatu golongan, namun mereka lebih memilih tetap pada agama nenek-moyang 

Pada saat ini, yg sering terjadi, walaupun manusia sudah menganut agama Tauhid, tetap menyelipkan dan melaksanakan berbagai kesyirikan, karena dianggap sudah merupakan budaya nenek-moyang, dan memberi keberhasilan dan kemewahan hidup. 

Tidak terasa, tindakan tsb adalah sama menolaknya ketauhidan, yg hanya dari Alloh mempercayai datangnya kekuatan, pertolongan, dan yg pantas disembah dan ditakuti. 

Dalam sistem hubungan sosial bermasyarakat pun sering merasa malu bila tidak melakukan budaya nenek-moyang bersama-sama para tetangga dan handai toulan, maka mengikis sifat menganut budaya dan sistem sosial yg bertentangan dengan petunjuk agama Tauhid memang tidak mudah, tetap harus dicoba dan dilakukan, sebagai bagian dari Syi'ar Islam. 

Semoga selalu mendapat petunjuk . . Aamiin. 

Wallohu Alam | Rudi Rubiandini |28 Oktober 2020

Share:

SELAMAT DATANG

Translate

ARTIKEL POPULER

Artikel Bermanfaat Bagi Kehidupan

POSTINGAN TERBARU

Analisa GOLD 26 Nopember 2021

mari kita simak XAUUSD dalam 1 Jam untuk menentukan Level harga Support dan Resistance intraday berikut: Resistance2 (R2) : 1812...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Label Clouds