Juz-26 dimulai dari surat Al-Ahqaf ayat:1 sampai surat Az-Zariyat ayat:30.
QS:Al-Hujuraat ayat:1-5,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.
Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.
Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Adab bergaul ini dicontohkan dalam Al-Quran ketika jaman Nabi Muhammad, bahwa dilarang mendahului Alloh dan RosulnNya. Artinya dilarang mengambil sebuah ketentuan sebelum ada ketentuan dari Alloh berupa wahyu yg dikumpulkan dalam Al-Quran dan ketentuan dari Rosul yg tertulis dalam Hadits.
Baca Juga :
- Berbicara dengan suara yang dapat didengar
- Biasakan Mengucapkan “La Haula Walaa Quwwata Illa Billah”
- Isteri-Isteri Orang Mukmin
Juga dilarang meninggikan suara melebihi suara Nabi, jangan bicara kepada nabi dengan suara yg keras, cukuplah dengan merendahkan suara ketika berbicara dengan Rosululloh.
Begitu pula memanggil-manggil Rosul dari luar kamar, yaitu memaksa Rosul keluar dari kamar, padahal tidak tahu sedang ada hajat apa yg sedang dilakukan rosul, karena memanggil seperti itu adalah seolah-olah memaksa, yg benar adalah tunggu sampai Rosul keluar kamar.
Alloh menyampaikan Adab yg baik, bahkan Alloh akan memberi pahala yg besar, Alloh mengampuni dosa, dan menyayangi mereka yg beradab, bahkan menggolongkan orang yg bertakwa. Namun sebaliknya adab yg tidak baik dapat mengurangi pahala dari amalan yg kita miliki.
Dalam kondisi saat ini setelah tidak ada Rosul, adab tersebut dapat diaplikasikan untuk :
1. Dalam mengambil langkah keputusan dalam hidup, pelajari betul petunjuk yg ada dalam Al-Quran dan Hadits dengan seksama, fikirkan, resapi, berdialog dengan qolbu, barulah ambil keputusan jalan yg benar yg membuat kita yakin, sehingga segala amal ibadah yg kita lakukan benar2 hasil keputusan yg bulat dari qolbu kita, jangan hanya taqlid apa kata orang lain, bahwa kita harus belajar dari berbagai ustadz, mursyid, Kiyai, Imam diharuskan, tetapi keputusan tetap pada diri sendiri, karena di akhirat kelak, setiap Jiwa akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan keputusannya di dunia.
2. Jangan meninggikan suara ketika berbicara dengan orang yg pantas dihormati, seperti orang tua, guru, ustadz, kiyai, Imam, tetapi rendahkanlah, dan dilarang menyalak dengan suara keras. Juga sering tidak disadari, ketika ada seorang Imam yg sedang memimpin solat, dilarang sang mamum membaca surat lain walau al-fatihah melebihi suara Imam, cukup dengarkanlah secara seksama dan aminkan. Begitupun ketika ada sekelompok jamaah yg sedang solat dipimpin seorang imam, dilarang kita yg diluar solat berbicara dengan suara melebihi suara Imam sehingga menggangu konsentrasi orang yg sedang melakukan solat.
Dalam keseharian, adab menegur atau memberi masukan pemimpin pun dalam sebuah rapat harus dilakukan dengan suara yg tidak keras melebihi suara sang pemimpin.
3. Memanggil atau memaksa seseorang untuk menemui kita, sampai seseorang harus meninggalkan hajatnya, yg sebetulnya kita tidak tahu sedang melakukan apa seseorang tsb adalah dilarang. Adab yg baik adalah bila kita memerlukan seseorang, panggilah dengan baik, dan tunggulah sampai benar-benar ybs siap menerima kita, jangan sampai ada kesan kita memaksa ybs untuk menghentikan6 hajatnya hanya demi melayani keinginan kita. Mintalah keridoannya, harus dilakukan suka sama suka, jangan memaksa.
Semoga mendapat pelajaran.
Wallohu Alam | Rudi
Rubiandini |28 November 2020
No comments:
Post a Comment