Allah Tabaraka wata’ala berfirman (didalam hadits Qudsi): “Hai anak
Adam, nafkahkanlah hartamu, niscaya Aku akan memberikan nafkah kepadamu.”
(HR.Muslim)
Al Qurtubhi sekali lagi mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta
kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak
sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh
karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk
memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang
dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ”
Intinya maksud Al Qurthubi, harta hanyalah titipan ilahi. Semua harta
Allah izinkan untuk kita manfaatkan di jalan-Nya dalam hal kebaikan dan bukan
dalam kejelekan. Jika harta ini pun Allah ambil, maka itu memang milik-Nya.
Tidak boleh ada yang protes, tidak boleh ada yang mengeluh, tidak boleh ada
yang merasa tidak suka karena manusia memang orang yang fakir yang tidak
memiliki harta apa-apa pada hakikatnya.
Membelanjakan atau mengeluarkan uang untuk kemajuan dan kebaikan Islam
serta manusia akan diganjar balasan yang berlipat ganda. Yang menjamin dan
berjanji itu bukan sembarangan Ia adalah pemilik hidup kita dan seluruh
kehidupan, Allah Azza Wa Jalla. Semua Muslim tentu percaya bahwa Tidak ada
Tuhan selain Allah.
Ya dunia dualitas memang seperti itu segala sesuatunya diciptakan
berpasang-pasangan ada hitam ada putih, baik-buruk, susah-senang, kaya-miskin,
dipuji-dicaci dsbnya. Ada yang mau membelanjakan hartanya dijalan Allah saat
ini ada juga yang tidak. Tidak masalah jika SAAT INI anda belum mau
membelanjakan harta yang anda punya dijalan Allah, tapi mudah-mudahan kelak
dikemudian hari anda mau melakukannya. Karena yang untung bukan siapa-siapa
melainkan anda sendiri. Dan untungnya pun bisa berkali-kali lipat.
Jaminan ini Allah katakan pada surat Al-Baqarah ayat 261 :
“Orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Pada ayat lain Allah mengatakan “Dan perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh
hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat
tidak menyiraminya, maka hujan gerimis. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
perbuat.” (Q.s. al-Baqarah: 265)
Surat Al-Baqarah Ayat 245
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat-gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
“Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalasi
dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.”(Q.s. al-Anfal: 60).
No comments:
Post a Comment