Mendekati kiamat akan terjadi berbagai fitnah, seolah-olah
kepingan-kepingan malam yang gelap gulita.Seorang yang pagi hari beriman maka
pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka
pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan)
harta-benda dunia. (HR.Abu Dawud)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai nabi terakhir sudah
memberikan banyak isyarat dan tanda menjelang dekatnya akhir zaman dan
datangnya kiamat besar. Riwayat-riwayat itu bercerita tentang fitnah, petaka,
huru-hara, peperangan dan pembunuhan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
“Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti
sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan
beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari
seseorang dalam keadaan beriman, namun dipagi hari ia dalam keadaan kafir.
Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang
berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik
daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah
tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu, jika salah seorang dari
kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik
di antara dua anak Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti
Qabil–pent).” [HR. Abu Dawud (4259),
Ibnu Majah (3961) Al-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim]
Dalam sebuah hadits disebutkan: “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu
dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan.” [HR. Bukhari (3279) Bad’ul-Khalqi, Muslim
Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah]
Secara bahasa fitnah bisa bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana dan
siksaan. Pada riwayat di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam
memberikan peringatan kepada umatnya agar mewaspadai adanya fitnah yang bisa
menggoncang keimanan mereka.
Penggambaran fitnah laksana potongan malam yang amat pekat itu
menunjukkan betapa berat dan berbahayanya fitnah itu. Ini merupakan peringatan
penting bagi setiap Muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang
murtad merupakan tanda dekatnya akhir zaman.
Tentang fitnah yang bisa membuat kaum Muslimin terperosok pada
kekufuran setelah keimanannya diperkuat dalam riwayat yang menjelaskan tentang
kemunculan fitnah duhaima’. Riwayat tentang fitnah duhaima’ bercerita tentang
masa-masa yang akan dihadapi oleh kaum Muslimin menjelang keluarnya Dajjal
untuk menebar fitnah dan huru-hara.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Setelah itu akan
terjadi fitnah Duhaima’, yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini
kecuali akan ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang
mengatakan, “Fitnah telah selesai”, ternyata fitnah itu masih saja terjadi. Di
waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman, namun di waktu sore ia telah
menjadi orang kafir.
Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan beriman yang
tidak ada kemunafikan sedikit pun di antara mereka, dan golongan munafik yang
tidak ada keimanan sedikit pun di antara mereka. Jika hal itu telah terjadi,
maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya.” [HR. Abu Dawud no. 3704, Ahmad no. 5892, dan
Al-Hakim no. 8574. Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi]
Hadits di atas mengisyaratkan hakikat fitnah Duhaima’ akan meluas
mengenai seluruh umat ini. Meskipun manusia menyatakan fitnah tersebut telah
berhenti, ia akan terus berlangsung dan bahkan mencapai puncaknya.
Beliau menerangkan tentang efek yang ditimbulkan oleh fitnah ini,
yaitu munculnya sekelompok manusia yang di waktu pagi masih memiliki iman,
namun di sore hari telah menjadi kafir. Ini merupakan sebuah gambaran tentang
kedahsyatan fitnah tersebut. Fitnah ini akan mencabut keimanan seseorang hanya
dalam bilangan hari, dan ini juga merupakan sebuah gambaran betapa cepatnya
kondisi seseorang itu berubah.
Tentang hakikat dari fitnah ini, ada dua gambaran yang paling
mendekati bentuknya, yaitu fitnah demokrasi sekuler liberal dan fitnah perang
global melawan terorisme. Kedua fenomena ini adalah wujud yang paling mendekati
semua ciri yang termuat pada fitnah Duhaima’.
Kedua fitnah ini pula yang paling berpotensi menjadikan seorang masih
beriman di pagi hari namun tanpa sadar menjadi kafir di sore hari.
Mengapa demikian?
Jika fitnah kegelapan Duhaima’ itu ada pada ideologi demokrasi
sekuler, maka fenomena yang paling nyata pada fitnah ini adalah penolakan
terhadap hukum Allah. Seorang yang masuk dalam perangkap fitnah ini bisa
tervonis kafir lantaran menolak syari’at Allah dan menjadikan suara mayoritas
yang menentang hukum Allah sebagai dasar hukum yang konstitutif.
Sedangkan pada kasus perang global atas terorisme maka mereka yang
masuk dalam barisan musuh musuh Allah untuk memerangi kaum Muslimin bisa
terancam vonis kafir. Sebab hakikat perang atas terorisme yang disuarakan oleh
Amerika dan sekutunya adalah perang terhadap syari’at Islam dan penegakknya.
Maka, siapapun yang bergabung dalam barisan musuh untuk memerangi kaum
Muslimin, sungguh ia telah melakukan hal-hal yang membatalkan keislamannya.
Demikanlah dahsyatnya fitnah Duhaima’, fitnah akhir zaman yang membuat
orang berbolak balik hatinya. Ekstrimnya, mereka yang terperangkap dalam fitnah
ini pagi hari masih membaca Al-Qur’an di masjid, namun di sore hari sudah
melakukan kebaktian di gereja. Di pagi hari masih menutup aurat dengan
jilbabnya, namun di sore hari sudah berganti pakaian ala artis barat yang
menyingkat auratnya.
No comments:
Post a Comment