Benar adanya bahwa setiap jiwa pasti pernah berbuat kesalahan, namun yang
bisa bangkit untuk taubat dan
memperbaiki diri dalam waktu setelahnya adalah ia berusaha menyucikan kembali.
Penyucian jiwa adalah upaya sungguh-sungguh agar matahari kalbu tidak
mengalami gerhana dan bulannya selalu memberi penerangan. Dimana seseorang
harus berusaha agar siangnya tidak keruh dan tidak pula kegelapannya
bersinambung.
Sebuah ayat yang patut direnungkan adalah firman Allah dalam QS Asy Syams
ayat kesembilan dan kesepuluh. Ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Sungguh berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang
yang justru mengotorinya
Ia yang terus menjaga kesucian jiwanya adalah orang yang beruntung dan
bahagia. Sebaliknya, jika ia mengotori jiwanya adalah orang yang merugi. Sebab
itulah kenapa orang yang telah berbuat maksiat atau berbuat dosa selalu
diiringi oleh rasa bersalah atau takut kepada Tuhan. Namun ia tidak bisa
mengalahkan ego dirinya, sehingga ia terbawa oleh bisikan setan untuk tetap
melakukannya.
Untuk setiap jiwa yang pernah berbuat maksiat dan berbuat kesalahan, mari
kita bersama meraih kesucian jiwa kita dengan bertaubat kepada-Nya.
Menyucikan jiwa dari noda-noda dan berbagai macam dosa dengan ketaatan
dan keimanan adalah kunci kebahagiaan dan keberuntungan dunia akirat. Kita
koreksi kembali kesalahan yang telah lalu dan Kontrol keimanan sesering
mungkin.
Jika ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, kita menyadari dan
menyesali, kemudian kembali ke jaan yang benar.
Tidak mudah memang, namun Allah selalu memberi jalan bagi setiap jiwa
yang menyucikan dirinya. Disebutkan dalam kitab Tafsir Ibnu Kasir, diceritakan
dari Ibnu Abbas, bahwa rasulullah berdoa setiap membaca ayat Asy Syams ayat
ketujuh “dan jiwa serta penyempurnaanya”. Doa tersebut adala sebagai berikut:
Allahumma ‘ati nafsi taqwaha wa zakkaha anta khairu man zakkaha anta
waliyyuha wa maulaha
Ya Allah berikan jiwaku ini ketakwaan, sucikan ia, Engkaulah sebaik-baik
yang mensucikannya, Engkau penolongnya dan pemiliknya (HR Muslim)
Doa tersebut mengajak kita untuk terus berada di jalan yang benar. Sebuah
permohonan kepada-Nya agar Allah senantiasa menjaga kesucian jiwa. Jika Rasulullah
saja yang sudah dijaga dari perbuatan dosa masih berdoa untuk kesucian jiwanya,
masih enggankah kita yan penuh dosa untuk berdoa demi kesucian jiwa kita.
Karena
"BERBAGI ITU
INDAH"